Foto Bung Karno dan KPU

Share this:
Bung Karno

Ada semacam kode tak tertulis agar tidak menaruh gambar Bung Karno. Salah satu agenda politik De-Sukarnoisasi adalah memberangus foto-foto Bung Karno di tempat umum. Muncullah kode politik: Sukarno harus dipasangkan dengan Hatta, tidak boleh sendiri.

Rakyat digiring bahwa Sukarno hanya sebatas Proklamasi Kemerdekaan 1945, bukan lagi sebuah idealisme besar Sukarno, yaitu: menjadikan Indonesia sebagai “Mercusuarnya Peradaban Dunia”, karena revolusi Bung Karno jelas menentang penjajahan modal asing. Dimana memang berlawanan dengan Orde Baru, dimana isu kedaulatan modal bukan lagi isu utama.

Karena kenangan Revolusi Sukarnois adalah “Sukarno Yang Sendiri”. Dan, foto-foto Bung Karno seolah lenyap dari ruang, namun tetap terjaga di hati banyak rakyat.

Foto dan lukisan Bung Karno amat terkenal di Indonesia, walaupun saat itu kuat terjadi drama anti Sukarno dimana-mana. Namun banyak dari keluarga keluarga di Indonesia masih memajang gambar Bung Karno, bahkan dalam ukuran besar di ruang tengah keluarga.

Banyak orang Indonesia memandang dengan penuh rasa hormat terhadap orang yang paling bertanggung jawab memerdekakan bangsanya ini.

Di tahun 1986-1987, foto Sukarno yang lama diendapkan dari ruang-ruang public, kemudian muncul kembali. Ribuan anak-anak muda turun ke jalan. Di zaman itu, PDI (Partai Demokrasi Indonesia) menunjukkan kekuatan politiknya, setelah PPP digembosi oleh penguasa.

Share this: