Djarot-Sihar: Ahli, Berpendidikan Tinggi, Sarat Prestasi

Share this:
H Djarot Saiful Hidayat dan Sihar PH Sitorus.

Baru setahun menjadi anggota legislatif, dia bertarung menjadi Walikota Blitar pada tahun 2000. Dalam Pilkada tersebut, Djarot terpilih sebagai Walikota periode 2000-2005. Pada Pilkada berikutnnya, Djarot sukses kembali menjadi Walikota Blitar untuk kedua kalinya.

Kemenangan Djarot hingga dua periode memiliki alasan yang kuat. Sebagai seorang pimpinan di Kota Blitar, Djarot sangat membatasi adanya kehidupan metropolitan yang serba mewah di kotanya, seperti berdirinya pusat perbelanjaan/mall modern dan gedung-gedung pencakar langit. Ia lebih suka menata pedagang kaki lima yang mendominasi roda perekonomian di kotanya.

Dengan konsep matang yang telah ia rencanakan, Djarot berhasil menata ribuan pedagang kaki lima yang dulunya kumuh di kompleks alun-alun kota menjadi tertata rapi. Rencana yang ia terapkan ternyata berhasil mendongkrak perekonomian di Blitar, tanpa adanya mall dan supermarket layaknya di kota-kota besar. Djarot dikenal warganya sebagai wali kota yang merakyat, sederhana dan gemar blusukan untuk melihat kondisi langsung di lapangan.

Bahkan, ia lebih memilih menggunakan sepeda untuk melihat kondisi langsung rakyatnya. Kota Blitar di bawah kepemimpinannya mendapat gelar adipura 3 kali berturut-turut, yakni pada tahun 2006, 2007 dan 2008.

(BACA: JR-Ance, Pasangan Baja yang Lahir dari Proses Kegetiran)

https://www.bentengtimes.com/politik/2018/02/07/134/jr-ance-pasangan-baja-yang-lahir-dari-proses-kegetiran/

Prestasi Djarot yang sering dibincangkan adalah pembangunan Rumah Sakit Mardi Waluyo yang bertaraf nasional. Jika melihat dari prestasi dan gaya dari kepemimpinannya, tak heran jika Djarot mampu memimpin kota Blitar hingga dua periode. Padahal sumber data sangat minim, karena jarang sekali diliput media, tapi prestasinya sangat tinggi dan bisa dicari ketika ditanya oleh warga Blitar.

Share this: