Antara Ahok, Buni Yani dan Jonru

Share this:
Ahok membungkuk dan menundukkan kepalanya kepada majelis hakim usai vonis 2 tahun penjara dijatuhkan kepadanya.

Pembeda yang paling mencolok adalah Ahok saat diputus bersalah ada jutaan orang meratapinya. Ada jutaan orang menangisinya. Puluhan ribu orang bertahan di lapas Cipinang hingga tengah malam. Bertahan hingga matahari terbit untuk menemani Ahok di penjara.

Jutaan orang di seluruh dunia menyalakan lilin sebagai simbol solidaritas atas ketidakadilan yang diterima Ahok. Di Australia, Paris, Inggris, Amerika, tumpah ruah WNI menyalakan lilin.

Belum lagi hampir semua kota di tanah air seperti Surabaya, Medan, Pekanbaru, Jakarta, Bandung, Makasar, Semarang, Batam, Jayapura, Manokwari, Bali, Pontianak, Pematangsiantar, Tarutung, Ambon, Palembang, Balikpapan, Menado, Palangkaraya dan kota lainnya, langit malam penuh terang cahaya lilin. Semua menangisi Ahok. Menangisi Indonesia kita.

Tak kalah heboh, nyala api lilin juga menyala di Kota Padang. Kota segudang haters Ahok ini tidak disangka juga ada cahaya lilin menyala. Nurul Indra, perempuan muda berhati baja seorang diri menyalakan api lilin di sana.

Sontak seantero Padang bermandikan cahaya lilin Nurul. Sumbar terang benderang dengan pendaran dan pantulan cahaya lilin Nurul. Geger lilin Nurul membuat Gubernur Irwan Prayitno kebakaran jenggot. Irwan merasa kecolongan. Sebatang lilin Nurul menjadi trending topik. Luar biasa.

Bagaimana dengan Buni Yani si pemelintir video Ahok? Tidak ada seorangpun peduli dengan dirinya. Buni Yani hanya mengepalkan tangan ke udara sambil teriak takbir saat vonis hakim memutusnya bersalah. Tidak seorangpun menangisinya. Tidak seorangpun membelanya.

Share this: