20 Ribu Ekor Babi Disuntik Mati karena Wabah Demam Babi Afrika

Share this:
Ilustrasi peternakan babi.

BENTENGTIMES.com – Sekitar 20.000 ekor babi di peternakan-peternakan di timur laut Bosnia telah dimusnahkan dalam beberapa hari ini. Tindakan itu dilakukan ketika pihak berwenang tengah berjuang mengatasi perebakan demam babi Afrika yang sangat menular.

Disebut “African swine fever” karena demam babi ini pertama kali diidentifikasi di Afrika Timur pada awal tahun 1900-an, sebagai penyakit yang menimbulkan kematian babi di wilayah itu. Belum ada vaksin atau obat untuk penyakit virus yang tidak berbahaya bagi manusia, tetapi fatal pada babi.

Baca: Teror Bangkai Babi di Sumut, Telah Teridentifikasi 61 Pemilik Peternakan

Baca: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga: Di Tengah Pandemi Covid-19, Penyakit Ternak Landa Nias

Ljubisa Petrovic, Wali Kota Bijeljina, suatu pusat pemerintahan di wilayah Semberija, Bosnia, mengatakan wilayahnya tengah dilanda wabah babi Afrika. Dia mengkoordinasikan upaya mengatasi krisis ini, termasuk memobilisasi inspektur atau pemeriksa hewan, perlindungan sipil, dan anggota kelompok pemuda untuk membantu pemusnahan hewan yang terinfeksi.

Semberija adalah daerah utama pertanian Bosnia. Perebakan demam babi Afrika ini kemungkin besar akan berdampak pada mata pencaharian para peternak daerah itu. Selama beberapa tahun terakhir virus ini telah muncul di antara babi hutan dan babi yang diternakkan di sejumlah negara Eropa, termasuk Latvia, Lituania, Polandia, Rumania, Slovakia, Jerman, dan Hongaria.

Kasus demam babi Afrika baru-baru ini ditemukan di Thailand. Kasus tersebut juga pernah dideteksi di Indonesia. Dikutip dari laman resmi Kementerian Pertanian (Kementan) RI, kasus ASF pernah ditemukan di beberapa kota atau kabupaten di Sumatera Utara, di antaranya Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Karo, Toba, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Samosir, Simalungun, Pakpak Bharat, Langkat, Tebing Tinggi, Pematang Siantar, Medan.

Baca: Parah! Untuk Kesekian Kalinya Bangkai Babi Dibuang Sembarangan di Kabanjahe

Baca: Data Terbaru, Sudah 1.660 Ekor Babi Mati di Karo

Kementan RI mendefinisikan demam babi Afrika sebagai penyakit pada babi yang sangat menular dan dapat menyebabkan kematian pada babi hingga 100 persen sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar. Padahal virus ASF yang menjadi penyebab demam babi Afrika disebut sangat tahan hidup di lingkungan serta relatif lebih tahan terhadap disinfektan.

Lantas, apakah demam babi Afrika berbahaya bagi manusia? Dikutip dari artikel yang terakhir dimodifikasi pada Jumat (10/12/2021) di laman USDA, demam babi Afrika pada dasarnya bukanlah ancaman bagi kesehatan manusia dan tidak dapat ditularkan dari babi ke manusia.

Share this: