Protes Pungutan Berkedok Pentas Seni di SMPN 4 Gunungsitoli, Orangtua Murid: Itu Memberatkan

Share this:
ADI LAOLI-BMG
Ilustrasi pungli. (Latar) Gedung SMP Negeri 4 Gunungsitoli, di Jalan Maena, Kelurahan Ilir Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli, Provinsi Sumatera Utara.

GUNUNGSITOLI, BENTENGTIMES.com– Pentas seni di SMP Negeri 4 Gunungsitoli, yang pembiayaannya dibebankan kepada pelajar sebesar Rp125 ribu per orang, menuai protes dari orangtua murid. Kegiatan itu, selain dinilai menyalahi aturan juga sangat membebani orangtua murid di tengah kesulitan perekonomian sekarang ini.

“Sampai sekarang, saya belum menyetor uang biaya pentas seni dimaksud. Menurut saya, penganggaran pembiayaan pentas seni itu menyalahi aturan dan sangat memberatkan bagi keuangan keluarga,” ungkap Ama Andriano Zebua, salahsatu orangtua murid di SMP Negeri 4 Gunungsitoli, kepada BENTENG TIMES, melalui telepon selularnya, Rabu (15/2/2023).

Dia menyebutkan, ada dua orang anaknya mengenyam pendidikan di SMP Negeri 4 Gunungsitoli. Selain pungutan itu membebaninya, Ama Andriano menilai total biaya untuk kegiatan pentas seni itu cukup besar dan mubazir.

“Kalau dihitung dari total murid sebanyak 562 orang, jumlah uangnya cukup fantastis untuk ukuran kegiatan pentas seni. Saya rasa uang sebesar itu tak habis digunakan, mubazir. Lalu, sisanya di kemanakan?” tanya dia heran.

Dia juga menyoroti beberapa item kegiatan, seperti marching band, biaya dekorasi sebesar Rp14 juta serta pengadaan taplak meja.

Sementara, kegiatan marching band, menurut Ama Andriano, sudah ada juknis di dana BOS (bantuan operasional sekolah), yaitu pengembangan diri. Kemudian untuk pengadaan taplak meja, itu bisa diusulkan melalui dana BOS.

“Lalu, semewah apa kegiatan pentas seni ini sampai menghabiskan biaya dekor sebesar itu? Lebih mewah dari acara kepala daerah,” kritik Ama Andriano, yang juga ketua komite di SDN Fodo Gunungsitoli.

BacaProgram Pemberian Vitamin ke Pelajar di Gunungsitoli Kacau, Orangtua Siswa Sebut Itu Obat Kedaluwarsa

BacaDugaan Korupsi Pengadaan Bibit Lele Desa Lasara Sowu, Camat Lapor ke Walikota Gunungsitoli

Mestinya, lanjut Ama Andriano, program pentas seni ini bukan gawenya komite. Tapi kegiatan OSIS. Menurut dia, komite hanya mitra sekolah.

“Saya tahu karena saya sudah bergumul di dunia pendidikan hampir 17 tahun. Dan, sampai sekarang saya masih ketua komite di SDN Fodo,” sambungnya.

Halaman Selanjutnya >>>

Orangtua Murid Minta Tinjau Kembali Pembiayaan Pentas Seni

Share this: