Menguji Politik ‘Playing The Victim’ ala Dinasti Cikeas

Share this:
Ilustrasi

Lalu, direkrutlah anak-anak muda kurang kewarasan sebagai pelaku kekarasan terhadap baliho dan spanduk sakral milik Partai Demokrat. Sebab dianggap menyerang langsung kehormatan serta kewibawaan para patron yaitu SBY dan ibu Ani.

Namun, mereka lupa bahwa untuk merusak atribut partai lain diperlukan mentalitet kuat dan basis sosial politik yang kuat. Kalau perusakan itu terjadi di kandang banteng, seperti di Bali dan Jawa Tengah (Jateng), maka ini sangat logis karena merasa kuat lalu berani.

Tetapi ini di Riau? Tempat dimana PDIP bukanlah ‘penguasa’, apakah kader PDIP mau bermain kasar? Saat penguasa di kota itu adalah pimpinan Partai Demokrat dan saat yang sama Presiden akan mengikuti acara maha penting?

Maka dicarilah aktor penyerang itu. Siapa? Pasukan terlatih? Siapa yang dikorbankan?

Disinilah skenario sang Maestro berantakan.

Ternyata, sosok yang dijadikan eksekutor adalah pembenci PDIP dan simpatisan salah satu partai koalisi Demokrat.

Dalam rekaman video yang beredar terlihat betapa intimidasi dilakukan sekelompok orang terhadap pelaku, yang sangat terkesan memaksakan pengakuan bahwa sang eksekutor melakukan aksinya atas suruhan supir seorang kader dari partai sasaran, PDIP!

Sebuah pemaksaan yang prematur ini digaungkan ke seluruh penjuru oleh para serdadu Cikeas dan lalu dilanjutkan dengan orkestrasi drama penuh kepiluan dari seorang mantan Presiden dan mantan ibu Negara.

Ajaib! Tindakan perusakan baliho ini ternyata sudah ditunggu di kegelapan oleh segerombolan orang dengan membawa kamera dan aparat keamanan, sekitar pukul 03.00 dini hari. Luar biasa, menghina kecerdasan publik!

Maka, seorang Andi Arief pun berteriak cepat dan lantang. Mengapa bukan Hinca Panjaitan, bukankah dia Sekjen?

BacaImam Masjidil Haram: Tanah Suci Tempat Beribadah, Bukan untuk Slogan Politik

BacaPelapor Dugaan Mahar Politik Penuhi Panggilan Bawaslu

Mengapa Andi begitu cepat terima informasi dan langsung serang PDIP? Mengapa bukan AHY? Mengapa Anie Yudhoyono harus menangis? Mengapa Andi kemudian serang aparat dan merembet langsung ke Jokowi?

Andi yang dinilai pantas menjalankan tugas itu. Dia seorang aktor lapangan dengan imajinasi tinggi akibat sering mengonsumsi barang pencipta sensasi!

Share this: