Menguji Politik ‘Playing The Victim’ ala Dinasti Cikeas

Share this:
Ilustrasi

Partai Keluarga Harus Jalan

Siapa tidak mengenal bahwa Demokrat adalah partai keluarga. Andi Arief, Rahlan, Ferdinand Hutahaean hanyalah politisi suruhan keluarga besar. Mereka bukanlah politik berwatak satria; tak paham kekuatan keyakinan, yang mereka paham hanyalah politik sebagai sebuah proyek-proyek berbayar.

Bayangkan SBY, Hadi Utomo, Anie Yudhoyono, Ibas, AHY, Agus Hermanto, Pramono Eddy, Gatot eks Dirut BNI, dan masih banyak lagi.

Demokrat adalah cermin partai keluarga sejati. Semua saudara berlabuh dalam kapal yang sama, dan kapal keluarga Partai Demokrat kini oleng.

Anda bayangkan, siapa yang dipertaruhkan? Nama besar Sarwo Edhie Wibowo. Padahal, Sarwo Edhie dianggap bagian dari penggede politik di masa lalu yang memegang kejujuran, beda dengan menantunya SBY.

Maka, jurus apa yang bisa dimainkan? Reinkarnasi politik victim hanyalah satu-satunya pilihan. Sebuah duplikasi usang, dimana publik semakin hapal dengan keadaan ini. Walaupun harus diakui di masa lalu SBY adalah aktor tanpa tanding untuk tindak seperti ini.

BacaLho, PKPI Menang Peserta Pemilu, Sang Ketum Justru Mundur dari Dunia Politik, Ini Alasannya

BacaTagar #PolitikBeradab Top 3 Trending Topic di Indonesia

Apapun, kesukaan politik rakyat Indonesia adalah berpihak pada korban. Jurus inilah yang diharapkan bawa keajaiban.

Maka, dirancanglah momentum di Riau: tampilan narasi pemerintahan represif, PDIP aktor perusakan, Demokrat korban, SBY bertafakur, dan Anie Yudhoyono klimaks tangisan korban.

Share this: