Mengenang Haji Anif Lewat Buku Berjudul ‘Hidup Ihklas Tanpa Tipu Muslihat’

Share this:
BMG
Haji Anif, ayahanda Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah semasa hidup.

Ijeck Pilih Balap Ketimbang Urus Kebun Sawit

Dikutip dari Buku berjudul ‘Hidup Ihklas Tanpa Tipu Muslihat’, sebagaimana dilansir analisadaily.com, mengisahkan tentang perjalanan seorang tokoh dan pengusaha sukses Sumatera Utara (Sumut) H Anif. Banyak pengalaman berharga dan inspirasi di dalamnya.

Karena itu ‘Hidup Ihklas Tanpa Tipu Muslihat’ kembali diangkat menjadi tema Webinar yang digelar Kognisi (Kompas Gramedia Learning & Insights) dengan Elex Media Komputindo, pada Sabtu (18/7) lalu. Seminar virtual itu diikuti para tokoh nasional dan ratusan orang peserta dari berbagai kalangan.

“Banyak pengalaman berharga. Dengan buku itu orang akan mengetahui seorang Haji Anif yang apa adanya, tidak ada yang ditutup-tutupi. Pertama sekali saya baca buku itu syok, karena terlalu vulgar menyebutkan nama orang. Karena di zaman seperti saat ini bisa jadi masalah, sehingga ada beberapa yang saya sortir,” kata Musa Rajekshah, Wakil Gubernur Sumut, yang juga merupakan salah satu putra dari H Anif.

Dalam buku itu, juga diceritakan tentang Musa Rajekshah sering diajak mengurusi perkebunan kelapa sawit milik sang ayah. Namun, dia selalu ditolaknya. Musa Rajekshah atau yang akrab disapa Ijeck itu, justru lebih memilih balap ketimbang mengurus perkebunan.

“Dari dulu, Dadak (panggilan Ijeck terhadap Ayah) selalu mengajak saya mengurusi perkebunan sawit, tapi saya tidak pernah mau, karena prinsip saya harus punya usaha sendiri. Pernah ketika diajak rapat, saya tinggalkan dan lebih memilih ikut balapan,” kata Musa Rajekshah, yang mengikuti webinar dari Rumah Dinas Wagub Sumut, Jalan Teuku Daud, Medan.

BacaInnalillahi, Ibunda Presiden Jokowi Wafat

BacaLacak Varian Delta, 10 Daerah Termasuk Sumut Diminta Gencar Lakukan 3T

Ijeck pun kukuh ingin membuka usaha sendiri. Bengkel adalah salah satu yang dipilihnya. Namun, usaha bengkelnya tidak berlangsung lama dan hanya bertahan dua tahun saja.

“Saya memutuskan buka bengkel. Dadak pun melarang karena nanti pasti susah ngurusnya, ditambah lagi kawan-kawan yang nge-bon payah ditagihnya, dan betul usaha bengkel saya hanya bertahan dua tahun. Namun belakangan baru saya sadari, banyak sekali hal bermanfaat yang sudah diajarkan Dadak. Namun karena usia masih muda saat itu, jadi tidak berpikir panjang,” kata Ijeck.

Halaman Selanjutnya..

Pesan Dadak yang Paling Diingat Ijeck

Share this: