Agar Becak Siantar Bisa Bertahan Dengan Kehadiran Ojek Online, Djarot Bilang Begini…

Share this:
ARIS-BENTENGTIMES.com
Djarot Syaiful Hidayat saat berbincang dengan Supriadi, pemilik becak yang ditungganginya di Jalan Surabaya, Kota Pematangsiantar, Selasa (20/3/2018).

“Ini (becak Siantar) harus kita pertahankan, harus tetap lestari. Karena becak Siantar adalah ikon,” ujar Djarot Syaiful Hidayat saat menyapa seorang abang becak bernama Supriadi, di Jalan Surabaya, Kota Pematangsiantar, Selasa (20/3/2018).

Mendapat perhatian dari calon Gubernur Sumatera Utara yang berpasangan dengan Calon Wakil Gubernur Sihar Sitorus ini, Supriadi, abang becak yang mengaku asal-usulnya ternyata dari Blitar, Jawa Timur, mengaku senang.

Menurutnya, konsep berpikir Djarot Syaiful Hidayat tersebut merupakan sebuah harapan untuk keberlangsungan becak Siantar.

Dia juga menyadari apabila tidak ada inovasi dalam hal pelayanan, maka para abang-abang becak akan kalah bersaing dengan transportasi berbasis onlie. Sebagaimana diketahui, transportasi berbasis online bukan hanya memberikan kecepatan waktu penjemputan tapi juga ongkos yang murah.

“Sejak kehadiran ojek online ini, pendapatan kami turun drastis. Kalau lama-lama begini, kami tidak akan bisa bertahan,” timpal rekan Supriadi di lokasi mangkal abang-abang becak di Jalan Surabaya.

“Harapan kita semoga apa yang direncanakan Pak Djarot menjadi kenyataan. Kita tentu sangat menyambut baik rencana Pak Djarot membuat gabungan becak Siantar berbasis online,” tandasnya.
Untuk diketahui, becak Siantar berbeda dengan becak bermotor yang ada di kota-kota lainnya. Becak Siantar bermesin sepedamotor Birmingham Small Army (BSA).

Sepedamotor merek BSA ini adalah kendaraan perang pabrikan Inggris yang diciptakan di tahun 1940-1960-an. Di Siantar, jumlahnya tidak banyak. Sebagian besar sudah dikoleksi para kolektor.

(BACA: Turun dari Innova, Djarot Naik Jeep CJ7 Sapa Warga)

Satu pertanyaan sederhana. Kenapa kemudian BSA bisa bersarang di Siantar? Menurut Ketua BOM’s (kumpulan pecinta BSA) Erizal Kesuma Ginting, ketika penjajah minggat dari Indonesia, motor-motor BSA kehilangan tuannya. Tak ada sparepart dan teknisi yang mumpuni di Indonesia.

“BSA mulai masuk tahun 1958 atas inisiatif orang-orang Siantar. Orang Siantar mendatangkannya dari Pulau Jawa: Surabaya dan Jakarta. Motor BSA diangkut pakai Kapal Tampomas II. Saya mengetahuinya karena pada zaman itu Mbah Lanang menjadi salah seorang saksi sejarah yang mendatangkan BSA ke Siantar ini,” tukas Erizal. Mbah Lanang sendiri adalah sesepuh di pengurusan BOM’S.

Share this: