Banjir Bandang Parapat Akibat Degradasi Hutan, Harus Ada Langkah Konkret Pemerintah

Share this:
BMG
Material banjir meluber ke bahu jalan menuju kota wisata Parapat, persis di samping HKBP Sualan, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Simalungun, Kamis (13/5/2021) sore. (Insert) Ephorus HKBP Pdt Robinson Butarbutar.

Sebagai danau vulkanik, lanjut Robinson, secara umum struktur tanah di sekitar Danau Toba adalah tanah berpasir dan bebatuan dan topografinya berbukit-bukit. Fakta tersebut mengingatkan semua pihak akan besarnya potensi bencana serta terpanggil untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup dan hutan.

BacaLongsor Parapat, Tukang Peti Mati Itu Rela Hilang Nyawa Demi Istri dan 3 Anaknya

BacaBukit Lingkar Danau Toba Terbakar

Dijelaskan, sesuai dengan Konfessi HKBP 1996 Pasal 5 tentang Kebudayaan dan Lingkungan, HKBP mempercayai bahwa Allah menciptakan manusia dengan tempat tinggalnya dan tempatnya bekerja di dunia ini. Allah memberikan kuasa kepada manusia untuk memelihara dunia ini dengan tanggung jawab penuh (Kej. 2: 5-15).

“Kita menyaksikan tanggung jawab manusia untuk melestarikan semua ciptaan Allah (Mzm. 8: 4-10); menentang setiap kegiatan yang merusak lingkungan, seperti membakar dan menebang pohon di hutan atau hutan belantara (Ul. 5:15, 21; Ul. 19-20),” imbuh Robinson.

“Menjaga kelestarian lingkungan hidup dan hutan yang berkesinambungan adalah panggilan kita sebagai warga gereja,” kata Ephorus lagi.

Bersambung ke halaman 3..

Share this: