Sedihnya Petani di Saribudolok, Harga Cabai Merah Anjlok

Share this:
YOGA GIRSANG-BENTENGTIMES.,com
Suasana Pasar STA Harangan Sidua-dua Saribudolok, Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun.

SIMALUNGUN, BENTENGTIMES.com – Harapan petani cabai di Saribudolok, Kecamatan SIlimakuta, Kabupaten Simalungun, mendapatkan laba besar kandas sudah. Bahkan, untuk mengembalikan modal tanam pun bakal sulit karena harga cabai anjlok.

Hal ini terungkap dari transaksi jual beli di Sub Terminal Agribisnis (STA) Harangan Sidua-dua, Kelurahan Saribudolok, Kecamatan Silimakuta, yang mengalami penurunan.

Informasi dihimpun dari pasar Sub Terminal Agrobisnis (STA) Harangan Sidua-dua pada Rabu (23/5/2018), harga cabai merah Rp10 ribu per kg, turun berkisar Rp13 ribu dari harga minggu sebelumnya Rp23 ribu per kg.

(BACA: Keren! Nikson Gelar Lelang Cabai Atasi Harga Anjlok)

Sama halnya dengan cabai hijau, Rp6 ribu per kg, sementara harga sebelumnya di tingkat petani seharga Rp12 ribuper kg. Cabai rawit juga demikian, dari harga Rp25 ribu per kg, hanya dihargai Rp12 ribu per kg.

“Turun semua harga, sejak Rabu sudah anjlok,” ujar Rasmida boru Sipayung, salah seorang warga Kecamatan Dolok Silau, Kabupaten Simalunguin, yang ditemui di STA Harangan Sidua-dua.

Selain harga turun drastis, para agen pembeli (pengepul) juga terlihat cuek untuk menghargai panen warga untuk dibeli.

(BACA: Djarot di Rakorwil Akurindo: Kau Harus Makan Apa yang Ditanam Petani Sendiri)

“Sudahlah harga turun, agen itu pun tidak berebut membeli hasil panen kami. Mereka hanya lewat-lewat saja. Susah laku barang kami hari ini,” keluhnya.

Rasmaida mengatakan, dengan harga cabai yang anjlok seperti ini, petani terancam akan mengalami kerugian besar. Belum lagi, beberapa tahun terakhir, biaya untuk membudidayakan tanaman cabai semakin tinggi. Serangan hama, seperti buah busuk kering, tanaman mati gadis dan keriting, sudah menjadi langganan petani.

“Kalau harga terus menurun seperti ini, kemungkinan kami akan mengalami kerugian besar. Sementara biaya perawatan hingga panen, terus membutuhkan modal cukup besar,” ujar Rasmida.

(BACA: DJOSS Datang untuk Mengangkat Derajat Nelayan, Petani, Guru, Buruh dan Petugas Medis)

(BACA: Politik Pangan Harus Berpihak Kepada Petani)

(BACA: Bantu Petani Buah, Beli Produknya, Jangan Yang Lain!)

Dia berharap pemerintah mengambil peran atas kondisi ini dan mengontrol harga agar tetap stabil, sehingga para petani juga tidak merugi.

Sementara itu, salah seorang toke cabe bermarga Ginting yang ditanya mengapa harga cabai anjlok, mengatakan karena daya beli masyarakat yang menurun.

“Bulan puasa sekarang, Bang. Gak banyak orang belanja,” tukasnya.

Share this: