Begini Pemaparan Cerdas dari Sihar Sitorus Tentang Danau Toba

Share this:
BMG
Djarot dan Sihar berbincang dengan pomparan Raja Nairasaon saat ziarah di Makam Datu Pejel, anak Raja Nairasaon di Sibisa, Tobasa, Sabtu (10/2/2018).

“Bahkan makanan tradisional masyarakat di kawasan Danau Toba tidak bisa lepas dari andaliman ini. Karena itu harus dilihat sebagai bagian dari keunikan Danau Toba. Jadi ketika berbicara Danau Toba bukan berbicara eksploitasi, melainkan eksplorasi,” jelasnya.

Sihar menambahkan, keunikan hayati adalah nilai jual tinggi, demikian juga dengan budaya. Contohnya dalam satu hamparan danau muncul beragam budaya. Ada Simalungun, Karo, Pakpak dan Toba. Keseluruhannya memiliki ikatan satu dengan yang lain dan dengan keberagaman yang indah.

Contohnya banyak bahasa daerah dan pelaksanaan adat istiadat yang memperkaya kawasan Danau Toba ini.

“Jadi Danau Toba itu sesungguhnya sudah mempersatukan kita. Karena keberagaman yang ada di dalam dapat hidup secara berdampingan dan saling mempengaruhi. Contohnya masyarakat di dataran tinggi kawasan Danau Toba seperti kawasan Tanah Karo, Dairi dan Toba menjadi penghasil agro untuk tanaman holtikultura. Sementara di pinggir Danau Toba menjadi penghasil tanaman padi dan bawang. Jadi bisa diselaraskan,” katanya.

Jika dikaitkan dengan dunia pariwisata, menurut Sihar yang harus dilakukan adalah kolaborasi antara keragaman hayati dan budaya dalam satu panggung yang kita sebut Danau Toba. Dengan demikian maka kita bisa menjual atraksi pariwisata yang sangat mahal dan bernilai tinggi.

Karena itu, menurut Sihar investasi terbesar di kawasan Danau Toba adalah alam dan masyarakatnya. Sehingga harus dilakukan penjagaan dan pengembangan yang selaras agar mampu menjadi sektor perekonomian yang berkontribusi untuk masyarakat, daerah dan negara.

“Kalau semua bisa dikembangkan secara bersama-sama, tanpa harus merusak. Jaga, lestarikan dan kembangkan. Karena semakin dilestarikan maka akan semakin berharga,” paparnya.

Share this: