Curhat Jansen Sitindaon: Gara-gara Dukung Prabowo, Saya Dibenci di Kampung

Share this:
BMG
Jansen Sitindaon.

Hal itu dijelaskan Jansen karena mencuatnya isu bahwa Partai Demokrat tidak mau turut andil dalam upaya gugatan tersebut.

“Kita kan berpikir kemarin klaim kemenangan 62 persen yang kemudian turun jadi 54 persen itu ada katanya profesor Laode yang hadir penghitungan itu akan dihadirkan kan, jadi artinya data-data, angka-angka C1 per TPS, hasil rapat pleno kabupaten/kota, kecamatan, provinsi itu yang akan dimunculkan. Ini kan (ternyata) tidak, yang dimainkan kemarin kan ‘korupsi politik’ artinya kan isu besar begitu,” terang Jansen.

Jansen menegaskan, ia bersama Demokrat telah berjuang keras untuk memenangkan Prabowo-Sandiaga Uno. Meskipun di ujung penghitungan masih tetap kalah berdasarkan hasil pleno rekapitulasi KPU.

“Kalau bicara delapan bulan kemarin (masa kampanye) sudah habis-habisan Partai Demokrat ini,” ucapnya.

Selain itu, Jansen beranggapan telah menghabiskan banyak tenaga serta cara untuk mendukung Prabowo-Sandi. Namun, akhirnya Demokrat menjadi partai koalisi yang mengalami penurunan suara di pemilihan legislatif (pileg).

Menurutnya, penurunan suara Demokrat dianggap pemilih dari kaum minoritas untuk Demokrat beralih dukungan karena isu politisasi agama yang kencang terdengar dari kubu 02.

“Saya sendiri habis-habisan, bahkan Partai Demokrat itu satu-satunya partai di koalisi 02 yang mengalami penurunan suara cukup signifikan karena isu politisisasi agama yang cukup keras itu tadi, khilafah segala macam yang paling kena dampak itu Partai Demokrat,” ujarnya.

“Kami kehilangan kursi misalnya di Sulawesi Utara. Kami hilang kursi di Babel, kami hilang kursi di Bali, politik identitas. Jadi, ada dua juta pemilih Demokrat minoritas yang kemudian lari karena mereka mempersepsikan ini serius benar dukung Prabowo begitulah, ini serius benar,” ujar Jansen.

BacaBegini Jawaban Tegas Caleg Demokrat yang Menyertakan Foto Jokowi di Balihonya

BacaKetua Tim Sukses Prabowo-Sandiaga Uno Kena OTT Politik Uang di Nias

Selain itu, Jansen menyebutkan dirinya turut dibenci di kampung halamannya karena Demokrat memutuskan untuk berkoalisi dengan Prabowo Subianto. Jansen mengaku hanya mendapat 1.000 suara pada Pileg.

“Saya ini habis-habisan 8 bulan kemarin, saya ini bukan hanya tidak dipilih orang di kampung saya, malahan dibenci, tempat lahir saya itu hanya memberikan 1.000 suara ke saya karena saking bencinya saya mendukung pak Prabowo,” ujarnya.

Share this: