Duh, Edy Tak Tahu Apa Artinya Stunting: Maaf Saya Gak Bisa Menjawabnya

Share this:
DOKUMEN KPU for BENTENGTIMES.com
Debat public Calon Gubernur-Wakil Gubernur Sumatera Utara pada debat sesi II di Hotel Adi Mulia, Jalan Diponegoro, Medan, Sabtu (12/5/2018) malam.

MEDAN, BENTENGTIMES.com – Pada debat sesi II calon Gubernur-Wakil Guberrnur Sumatera Utara di Hotel Adi Mulia, Jalan Diponegoro, Medan, Sabtu (12/5/2018) malam, Edy Rahmayadi tak mampu menjawab pertanyaan yang disampaikan Djarot, karena dia tak mengerti arti sebuah istilah yang dipertanyakan Djarot, yakni ‘stunting’

“Persoalan stunting ini turun 16 persen. Bagaimana menekan stunting ini dan bagaimana mengenali penyebab stunting?” Tanya Djarot Saiful Hidayat kepada Edy Rahmayadi.

Namun, Edy Rahmayadi tampak terdiam sejenak, dan beberapa saat kemudian mengatakan bahwa dia tak tahu apa itu ‘stunting’.

“Saya tak tahu apa itu stunting. Maaf, saya gak bisa menjawabnya,” ujar Edy.

(BACA: Djarot-Sihar Tiba di Lokasi Debat, Pendukung Teriak Menang)

Menanggapi ketidaktahuan Edi, dengan nada sedikit tinggi Djarot mengatakan bahwa stunting adalah persoalan serius. “Pak Edy, itu persoalan serius. Itu tumbuh kembang,” ujar Djarot. Lalu, Djarot menjelaskan apa penyebab stunting dan solusinya.

Djarot menjelaskan, mencegah stunting adalah dengan memperbanyak pembangunan posyandu sehingga penyebab gagal tumbuh kembang anak dapat diatasi. Sebab, dengan adanya posyandu, maka pemberian gizi untuk bayi selama 100 hari dapat direalisasikan.

Setelah mendapat penjelasan itu, Edi menjawab: “Akan saya ingat itu stunting dan akan menerapkannya kelak kalau terpilih menjadi cagub.”

Kondisi debat seperti ini sejalan dengan apa yang pernah disampaikan oleh Relawan Madina Bersatu yang beralih mendukung pasangan Djoss, beberapa waktu lalu.

Diketahui, pada Rabu (2/5/2018), Relawan Madina Bersatu pindah haluan dan mendukung pasangan Calon Gubernur Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus (DJOSS). Pengalihan dukungan itu ditandai dengan penyerahan surat pemberitahuan penarikan dukungan dari ERAMAS di KPU Sumut.

Faisal Haris Nasution, Ketua Tim Madina Bersatu mengungkapkan, pengalihan dukungan ini adalah panggilan nurani. Pengalihan dukungan dilakukan karena melihat track record DJOSS, dimana Djarot Saiful Hidayat punya pengalaman yang sangat cukup, dimana ia sudah dua periode menjabat Walikota Blitar, menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta dan menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Selain itu, Djarot juga pernah menjadi Anggota DPRD Provinsi dan Anggota DPR RI. Dan, selama menjabat, Djarot juga bersih dan bebas dari korupsi.

Berbekal pengalaman Djarot, Faisal yakin perubahan akan terwujud di Sumatera Utara. Apalagi dengan tagline ‘semua urusan mudah dan transparan’, dia yakin siapapun pemimpinnya akan terbebas dari belenggu kepentingan dan Sumut bebas dari korupsi.

Dan, survei Politika Research Centre (PRC) pada 16 April lalu juga menyatakan demikian. Walau secara keseluruhan survei itu memenangkan pasangan Eramas, namun pada kategori pengalaman, kepuasan responden lebih tinggi terhadap pasangan DJOSS karena Djarot-Sihar dianggap berpengalaman, bisa memperbaiki insfrastruktur dan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).

Share this: