Prabowo Diberitakan Minta 7 Kursi Kabinet jika Jadi Cawapres Jokowi

Share this:
Prabowo, Jokowi dan Luhut Panjaitan saat menggelar pertemuan santai, beberapa waktu lalu.

JAKARTA, BENTENGTIMES.com – Presiden Joko Widodo dikabarkan berupaya menggandeng Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk dijadikan calon wakil presiden pendampingnya pada pemilihan presiden mendatang atau Pilpres 2019.

Sejumlah pihak mengonfirmasi kabar tersebut, salah satunya Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Muhammad Romahurmuziy atau Romy.

Menurut Romy, Jokowi dua kali melakukan penjajakan untuk menggandeng Prabowo. Romy menjelaskan, upaya menduetkan Jokowi-Prabowo dilakukan untuk menjaga persatuan bangsa.

Potensi perpecahan yang makin terlihat saat Pilkada DKI Jakarta 2017 dapat kembali muncul jika Jokowi berhadapan dengan Prabowo.

Adapun Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan disebut sebagai salah satu orang yang berusaha mendekatkan Jokowi dengan Prabowo. Salah satu pertemuan dilakukan di Jakarta pada 6 April lalu.

Wartawan Selandia Baru yang pernah bertugas di Indonesia, John McBeth, mengungkap pertemuan yang terjadi di salah satu restoran Jepang di Hotel Grand Hyatt tersebut. Dalam pertemuan itu, Prabowo diberitakan mempertimbangkan untuk menjadi cawapres jika pihak Jokowi memenuhi permintaannya.

Dilansir dari Asia Times yang tayang Minggu (15/4/2018), McBeth menulis bahwa Prabowo bersedia jika diberi peran untuk mengendalikan militer dan tujuh kursi di kabinet mendatang.

Menanggapi permintaan Prabowo, tulis McBeth, Luhut tampak keberatan. Dalam tulisan itu, McBeth tidak menjelaskan peran apa yang diinginkan Prabowo dan jatah menteri apa yang diinginkan.

Namun Luhut Binsar Pandjaitan enggan memberikan komentar saat ditanya, seperti dilansir dari Kompas.com. Namun sebelumnya, Luhut tidak menampik ada pembicaraan mengenai Pilpres 2019 saat bertemu Prabowo. Pertemuan juga dilakukan bukan dalam kapasitas sebagai ‘utusan Jokowi’.

Luhut tidak mengungkapkan secara mendetail karena banyak hal yang dibahas, mulai hal ringan hingga persoalan kenegaraan. “Kami bicara macam-macam yang lucu-lucu. Kami bicara yang penting, bagaimana negara ini baik,” ujar Luhut saat ditemui 8 April silam.

Share this: