Rumah Tanpa Sekat Kamar: Maaf Cakap, Kalau Ingin Begituan Apa Pantas?

Share this:
ERIANTO PERANGINANGIN-BMG
Salahsatu rumah bantuan untuk pengungsi Sinabung Tahap lll Siosar tampak plong, sama sekali tidak ada sekat kamar.

Padahal, mayoritas pengungsi berprofesi sebagai petani. Mereka menggantungkan hidup dari sektor pertanian. Tapi, lahan pertanian yang dijanjikan hingga saat ini tidak ada.

“Profesi kami 80 persen petani. Kalau lahan pertanian tidak ada, bagaimana kami memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari? Ke mana kami cari kebutuhan sekolah anak kami, bang? Sampai kapan kami harus menunggu hasil sengketa?” kata mereka bersahutan.

BacaGubsu Resmikan Terminal Modern Pertama di Sumut: Tak Boleh Lagi Ada Petani Miskin

Kondisi bangunan bantuan korban erupsi Sinabung relokasi tahap 3 Siosar.

BacaDoa Bersama Lintas Agama: Semoga Bencana Sinabung dan Covid-19 Segera Berakhir

Sementara, bantuan sewa lahan dan rumah yang selama ini mereka terima, tempo hari hanya berlangsung tiga bulan. Dari setahun yang dijanjikan, yang terealisasi hanya tiga bulan. Bulan berikutnya, bantuan dihentikan tanpa alasan jelas.

Jauh dari Layak

Kemudian, kondisi bangunan perumahan para pengungsi relokasi tahap lll Siosar dinilai masih jauh dari kata layak huni. Fasilitas minim.

Menurut keterangan beberapa warga asal Desa Sigarang Garang kepada awak media, saat ditemui di lahan perumahan milik warga Desa Sigarang Garang kawasan Siosar, Selasa (23/3/2021), mengatakan, sudah berkisar dua bulan mereka menerima kunci rumah dari pihak BPBD Karo melalui pemerintah desa. Namun, kondisi bangunan rumah itu menurut mereka sangat memprihatinkan.

“Jauh dari kata layak huni,” keluh salahseorang pengungsi dan diaminkan sejumlah warga lainnya sembari meminta nama mereka tidak dipublikasikan.

“Coba abang lihat, dinding bagian dalamnya pun tidak dicor, hanya batu bata yang tampak bekas dicat,” timpal pengungsi lainnya sembari menuntun awak media memasuki salahsatu bangunan rumah.

Bersambung ke halaman 3..

Share this: