Potret Malang Gihon, Anak Balita Penderita Hidrosefalus di Desa Singa Tigapanah

Share this:
ERIANTO PERANGINANGIN-BMG
Kepala Desa Abel Ginting bersama perangkat desa dan Babinsa Koramil 02 Tigapanah menjenguk bayi penderita hidrosefalus di Desa Singa, Kecamatan Tigapanah, Karo, Jumat (17/7/2020) pagi.

TIGAPANAH, BENTENGTIMES.com– Malang sekali nasib Gihon Efrata Purba. Di usianya yang masih tiga tahun, anak balita berjenis kelamin laki-laki ini harus berjuang melawan penyakit hidrosefalus.

Penderitaan buah hati Adison Purba dan Isda br Sembiring ini sebenarnya sudah terlihat sejak dia lahir. Ditandai dengan perubahan ukuran pada kepala.

Seiring waktu, ukuran kepala anak bungsu dari dua bersaudara ini kian membesar. Kedua bola matanya pun seperti terlihat keluar.

Sebagai orangtua, Adison Purba telah melakukan berbagai upaya. Bersama istrinya Isda Sembiring, dia telah membawa anaknya berobat ke Rumah Sakit Amanda Berastagi, Rumah Sakit Bhayangkara Medan.

Terakhir pada bulan November 2019, Gihon Efrata dibawa berobat ke Rumah Sakit H Adam Malik Medan.

Sayang, kondisi Gihon Efrata belum pulih. Belakangan ini, kondisi kesehatan anak balita malang itu kian melemah.

Isda Sembiring kini hanya bisa berharap doa kesembuhan dan uluran tangan dari berbagai pihak untuk menyelamatkan nyawa anaknya.

“Saya mohon doa untuk kesembuhan anak kami, pak,” ujar Isda Sembiring, yang duduk di sebelah suaminya Adison Purba, saat ditemui BENTENG TIMES, di kediaman mereka Desa Singa, Kecamatan Tigapanah, Karo, Jumat (17/7/2020), pagi sekira pukul 10.00 WIB.

Penderitaan tak hanya dirasakan pasien, tapi juga keluarga. Beban mereka pun semakin bertambah lantaran penanganan hidrosefalus membutuhkan banyak tindakan, dengan biaya yang tidak sedikit.

Bahkan Isda Sembiring sempat merasa putus asa. Pasrah karena telah berobat ke sana kemari, namun anaknya belum juga mendapat kesembuhan.

“Kalau berobat, kami cukup puas. Terkadang, kami sudah putus asa,” ujar Isda Sembiring sembari menoleh ke anaknya yang terbaring lemah di tempat tidur.

BacaDiduga Depresi karena Difitnah, Akhiri Hidup di Pohon Alpukat

Mendengar potret malang Gihon Efrata, Kepala Desa Singa Abel Ginting bersama perangkat desa dan Babinsa Koramil 02 Tigapanah pun datang menjenguk.

Atas bantuan kepala desa Abel Ginting, ayah sang balita langsung melengkapi surat pindah dari Desa Raya ke Desa Singa. Kemudian lanjut mengurus administrasi BPJS Kesehatan.

“Dulu, biaya perobatan dibantu pak Kapolda. Sekarang, saya sedang mengurus BPJS agar bisa berobat kembali,” kata Adison Purba.

Kepala Desa Singa Abel Ginting menuturkan, keluarga anak balita malang tersebut sebelumnya bermukim di Desa Raya, Kecamatan Berastagi, Karo. Sekarang,  bersama orangtuanya sudah menjadi penduduk Desa Singa.

“Jadi, kita bantu pengurusan surat pindah supaya dalam pengurusan BPJS Kesehatan akan mendapat kemudahan,” terang Abel Ginting.

BacaDari Karo, Kapolda Sumut Imbau Masyarakat Terima Apapun Putusan MK

Babinsa Koramil 02 Tigapanah pada kesempatan itu menyampaikan titip salam dari atasan Dandim 0205/TK Letkol (Inf) Taufik Rizal Batubara dan Danramil Kap Inf Andi Novi Hartanto.

Menurut Babinsa Koramil, Dandim 0205/TK Letkol (Inf) Taufik RGihon Efrataizal Batubara merasa tergugah saat melihat langsung kondisi Gihon Efrata lewat media sosial (medsos).

Sebenarnya, Gihon Efrata bukan satu-satunya anak balita berjuang melawan penyakit hidrosefalus di Kabupaten Karo. Namun, ada lagi seorang anak penderita hidrosefalus atas nama Putri Handayani Nasution di Jalan Kotacane, Gang Karya, Kecamatan Kabanjahe, Karo.

Share this: