25 Mei, DPRD Bahas Dugaan Penistaan Etnis Simalungun oleh Walikota Siantar

Share this:
BMG
Pengunjukrasa yang menamakan Gerakan Kebangkitan Simalungun (GKSB) kembali menggelar unjuk rasa di kantor DPRD, Senin (14/5/2018).

SIANTAR, BENTENGTIMES.com – DPRD Kota Siantar akan membahas persoalan dugaan pelecehan suku Simalungun oleh Walikota Siantar Hefriansyah pada 25 Mei mendatang.

Disepakatinya jadwal itu setelah Gerakan Kebangkitan Simalungun (GKSB) kembali menggelar unjuk rasa ke kantor DPRD, Senin (14/5/2018).

Sama seperti sebelumnya, massa aksi meminta DPRD agar segera memakzulkan atau memberhentikan Hefriansyah sebagai Walikota Siantar. “Makzulkan Hefriansyah… Makzulkan Hefrianyah,” teriak massa.

Selama 30 menit berunjuk rasa, tak ada seorang pun anggota atau pimpinan DPRD yang keluar untuk menyambut mereka. Suasana pun memanas. Massa aksi kemudian berupaya masuk ke gedung DPRD.

“Tolong Satpol PP jangan menghalangi kami. Kami mau bertemu dengan wakil rakyat kami,” ujar salah seorang pengunjuk rasa, Hotlan Purba kepada personel Satpol PP yang melakukan pengamanan.

(BACA: Curahan Hati Walikota Siantar yang Dituduh Menista Etnis Simalungun: Sedih…)

Beberapa saat berdebat dengan personel Satpol PP, massa langsung menerobos masuk. Aksi saling dorong pun sempat terjadi.

Dan, beberapa saat berselang, Ketua DPRD Marulitua Hutapea didampingi beberapa anggota DPRD keluar untuk memberikan jawaban.

Marulitua mengatakan bahwa pihaknya akan menggelar rapat pimpinan dan anggota pada 25 Mei mendatang untuk membahas hal itu.

Atas jawaban itu, para pengunjukrasa mengawal dan menunggunya. Apabila rapat tidak dilakukan, mereka akan kembali berunjuk rasa dengan massa yang lebih banyak lagi.

(BACA: Tuntutan Warga Etnis Simalungun Didukung Himpunan Masyarakat Batak Toba)

Ditemui setelah aksi unjuk rasa, Marulitua menyampaikan, upaya mediasi dalam kasus ini sudah sangat sulit dilakukan. “Sikap mereka (demonstran) sudah tegas,” katanya.

Marulitua melanjutkan, apa pun sikap para pengunjuk rasa, pasti mereka tanggapi. “Ini sikap politik kita. Kita tanggapi,” ujarnya.

Namun, saat disinggung mengenai sikapnya dalam upaya pemakzulan tersebut, Marulitua tidak bisa memberikan jawaban pasti. “Kalau saya sendiri tidak bisa menjawab itu. Saya juga bukan Ketua Fraksi (Demokrat), saya anggota fraksi,” jelasnya.

Begitupula ketika ditanya apakah Hefriansyah memang menista suku Simalungun, Marulitua menjawabnya dengan peribahasa. “Ini seperti api dalam sekam. Apinya kecil, sekarang makin besar,” ucapnya.

Share this: