Djarot-Sihar Maju Pilgubsu, Warga Bawumataluo Nias Selatan: Doa Kami Terkabul

Share this:
ARIS-BENTENGTIMES.com
Dengan pakaian adat Nias, Djarot dan istri Happy Farida, serta Sihar dan istri Patricia Siahaan, berfoto bersama tokoh adat, tokoh masyarakat dan warga Desa Bawumataluo, Kecamatan Fanayama, Kabupaten Nias Selatan.

NISEL, BENTENGTIMES.com – Kedatangan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Nomor urut 2 Djarot Saiful dan Sihar Sitorus di Desa Bawumataluo, Kecamatan Fanayama, Kabupaten Nias Selatan (Nisel), Senin (9/4/2018), disambut meriah oleh warga, tokoh adat dan tokoh masyarakat setempat.

Dan, pada kesempatan tersebut, Djarot dan istri Happy Farida juga Sihar Sitorus dan istri Patricia Siahaan, dipakaikan pakaian adat Nias.

Mowaa Fau, tokoh masyarakat Desa Bawumataluo mengungkapkan bahwa sosok Djarot Saiful Hidayat ini bukan orang asing bagi mereka.

“Kalau nonton televisi, kalau gak Ahok, ya Djarot yang kami tonton. Dan, kami dari dulu berdoa kalau tak memimpin di Jakarta, ya kami memang menginginkan, kalau gak Ahok, ya Djarot ke Sumut. Dan, doa kami terkabul,” kata Mowaa Fau.

Masih kata Mowaa Fau, Sihar Sitorus juga adalah sosok yang berjasa bagi mereka. “Air minum pertama di Desa Bawumataluo, yang bangun itu Pak Sihar,” ujarnya.

Sihar Sitorus dalam kata sambutan menyampaikan bahwa 10 tahun lalu, dia dan keluarga datang dan masyarakat Desa Bawumataluo menerima mereka dengan baik. Dan, saat ia kembali datang, masyarakat Bawumataluo tetap menerimanya dengan baik.

Sementara Djarot Saiful Hidayat dalam sambutannya menyampaikan siap menjadi enoni (pelayan) bagi seluruh masyarakat Kepulauan Nias, melayani seluruh masyarakat Sumatera Utara tanpa terkecuali.

Djarot mengapresiasi masyarakat Bukit Matahari karena menghargai warisan budaya nenek moyangnya.

Djarot juga mengungkapkan bahwa nenek moyang masyarakat Kepuluan Nias adalah orang yang cerdas. Hal itu bisa dilihat dari desain arsitek rumah adat Nias. Usianya ratusan tahun, dibangun tanpa paku. Tapi sekalipun diguncang gempa, rumah adat tersebut tetap kokoh.

“Itu pertanda bahwa kita masyarakat Kepulauan Nias adalah keturunan orang-orang cerdas. Tapi perlu kerja keras agar tetap bisa mewarisi warisan nenek moyang kita, melanjutkan cita-cita nenek moyang membangun Sumatera Utara,” ujar Djarot.

Pemimpin sarat pengalaman ini juga mengapresiasi atraksi tarian perang masyarakat Bawumataluo. Sebab, Djarot dan Sihar sendiri telah menabuh genderang ‘perang’ melawan korupsi, melawan narkoba dan melawan kemiskinan.

“Dan, dari Puncak Matahari ini kami menyampaikan akan berjuang mengembalikan kepercayaan publik Sumut,” tandas Djarot.

Share this: