Operasi SAR Korban Tanah Longsor Nisel Dihentikan, Tiga Korban Belum Ditemukan

Share this:
BMG
Petugas Basarnas dibantu warga desa melakukan pencarian korban hilang dengan cara manual di Desa Sukamaju Mohili, Kecamatan Gomo, Nias Selatan, Jumat (16/11/2018).

NISEL, BENTENGTIMES.com– Pos SAR Nias menarik seluruh personel dan peralatannya dari operasi pencarian korban bencana alam tanah longsor di Desa Sukamaju Mohili, Kecamatan Gomo, Kabupaten Nias Selatan (Nisel), Jumat (16/11/2018). Kendati demikian, masa tanggap darurat penanganan bencana ini diperpanjang hingga tujuh hari ke depan.

“Hari ini telah dilakukan rapat koordinasi sekaligus evaluasi operasi SAR bersama BPBD, TNI, Polri, pemerintah kecamatan/desa setempat. Kami mengusulkan untuk mundur dari lokasi dan stand-by di pos, serta siap dikerahkan bilamana dibutuhkan, mengingat wilayah kerja kita cukup luas dan jumlah personel terbatas,” ucap Tonggor Gultom, Koordinator Pos SAR Nias, Jumat (16/11/2018) malam.

“Pencarian selanjutnya dipimpin oleh BPBD,” sambung Tonggor.

Tonggor mengungkapkan, total korban meninggal dunia yang ditemukan hingga H+7 pencarian berjumlah empat orang. Keempatnya masing-masing bernama Kristofen Hulu (4), Putri Hulu (5), Dalmanhati Hulu (7), dan Aristina Laia (33) alias Ina Elsa.

Sementara, untuk korban hilang berjumlah tiga orang, yaitu Setiamas Hulu alias Ina Putri (30), Rei Jaya Hulu (3), dan Noverman Hulu (2).

(Baca: Satu Keluarga di Nias Selatan Tertimbun Longsor, Satu Orang Ditemukan Tewas)

(Baca: Pencarian Korban Longsor di Nisel Terkendala, Alat Berat Sulit Jangkau Lokasi)

Tonggor mengatakan, beratnya medan dan sulitnya akses menuju lokasi menjadi kendala utama yang dihadapi tim pencari. Material longsor ditaksir berkedalaman hingga 20 meter lebih, sementara pencarian hingga H+7 dilakukan secara manual.

“Kondisi cuaca di lokasi bencana sering hujan. Akses menuju lokasi bencana pun terbilang sulit, karena letaknya di dataran tinggi. Hanya ada jalan setapak yang terjal. Kendati alat berat sudah didatangkan, tetapi percuma,” ujar Tonggor.

(Baca: Longsor, Jalan Nasional Aceh-Sumut Lumpuh Total)

(Baca: Longsor dan Banjir di Sibolga Telan 3 Nyawa, 1 Ibu Hamil, 2 Anak-anak)

Hal senada juga diungkapkan Bupati Nias Selatan Hilarius Duha. Hilarius mengatakan, pihaknya sudah mendatangkan alat berat berupa ekskavator. Namun, akses menuju lokasi terdampak longsor tidak bisa dilalui alat berat, karena terjal dan licin.

“Jika kita dari jalan aspal menuju ke lokasi bencana, harus mendaki selama dua sampai tiga jam,” ujar Hilarius.

“Bisa saja memang kita buka jalan, kita ratakan perbukitan itu, tetapi itu bisa memakan waktu yang lama,” tandasnya.

Share this: