Duh! Murid SD Hamili Siswi SMP

Share this:
Ilustrasi pelecehan seksual anak di bawah umur.

JATIM, BENTENGTIMES.com – Warga Tulungagung, Provinsi Jawa Timur (Jatim) digegerkan oleh kejadian aneh, dimana seorang siswi SMP dihamili oleh kekasihnya, yang masih duduk di bangku kelas 5 SD. Sempat tercetus kesepakatan agar keduanya dinikahkan, namun terkendala.

Diketahui, keluarga Dodo (nama samaran murid SD) mau bertanggung jawab untuk menikahkan anaknya dengan Mawar (nama samaran siswi SMP). Syarat-syarat pernikahan pun disiapkan.

Mereka sudah bersiap menikah di Kantor Urusan Agama pada Senin (21/5/2018), namun ditolak karena dianggap masih terlalu kecil.

Anang, tokoh di desa tempat Dodo tinggal mengatakan bahwa pihak keluarga tetap mengusahakan keduanya menikah. “Saya membantu mengurus proses pernikahan keduanya,” ucap Anang.

Lantaran ditolak oleh KUA, keduanya harus mendapatkan dispensasi dari Pengadilan Agama. Dan, permohonan sidang dispensasi sudah dimasukkan ke Pengadilan Agama Tulungagung dan berharap keduanya mendapatkan dispensasi hingga bisa lekas dinikahkan.

“Tinggal menunggu hasil sidang seperti apa. Kalau mendapatkan dispensasi langsung dinikahkan,” ucap Anang.

Kehamilan Mawar terungkap setelah dia mengeluh sakit yang kemudian ditindaklanjuti dengan pemeriksaan petugas medis. Saat didesak oleh keluarganya, Mawar mengakui hubungan asmara dengan kekasihnya, Dodo.

Dan, ternyata kandungan Mawar sudah berusia enam bulan. Paling mengejutkan, kekasih Venus adalah murid kelas 5 sekolah dasar.

“Saat itu pihak keluarga langsung mendatangi rumah yang laki-laki,” tutur seorang warga.

Dan, Dodo mengakui telah berhubungan intim dengan Mawar. Ternyata, Dodo dua kali tidak naik kelas, sehingga sosoknya cukup matang. “Usianya sekitar 13 tahun lebih,” ujar salah seorang warga.

Sebelumnya, tetangga sekitar sudah mengingatkan orangtua Dodo perihal kedekatan anaknya dengan Mawar. Hubungan Dodo dan Mawar mereka anggap sudah kebablasan.

Namun, ayah Dodo justru membuat warga sekitar jengkel karena komentarnya bernada menggampangkan.

Sementara, Kabid Pembinaan SMP Disdikpora Kabupaten Tulungagung Syaifudin Juhri belum mendapat laporan kejadian ini. Namun dia berharap ada solusi terbaik bagi Mawar dan keduanya tetap bisa melanjutkan pendidikan.

“Saya berharap siswi ini nantinya tetap bisa sekolah seperti biasa. Karena dia masih anak-anak dan berhak mendapatkan pendidikan,” tegasnya.

Share this: