Cerita Anak Terduga Teroris: Sering Menolak Ajakan Ayah untuk Berjihad

Share this:
Kapolri menemui anak terduga pelaku teror bom bunuh diri yang selamat.

SURABAYA, BENTENGTIMES.com – Kapolri Jenderal Polisi Prof H Muhammad Tito Karnavian mengunjungi anak terduga pelaku ledakan bom di Rusunawa Wonocolo Sidoarjo. Tiga anak dari terduga pelaku yang masih berusia belasan tahun selamat dari maut.

Di Rusunawa Wonocolo Sidoarjo, kamar lantai lima yang ditempati enam orang anggota keluarga itu, ada tiga anak dari terduga pelaku yang lolos dari ledakan, yakni Ainur Rahmad merupakan anak kedua (15 ), Faizah Putri Hasanah, anak ketiga (11) luka di paha sebelah kiri dan Hudan, anak keempat luka pada hidung.

(BACA: Cerita Teman SMA Keluarga Pengebom Gereja: Tak Setuju Upacara dan Nyanyi Lagu Kebangsaan)

Pada saat peristiwa terjadu, Ainur Rahmad, anak dari terduga pelaku, menyelamatkan kedua adiknya menuju RS Siti Khodijah dan ditolong bersama warga. Saat ini sudah dirujuk ke RS Bhayakara Polda Jawa Timur. Akibat peristiwa itu, ayah, ibu dan satu anaknya, Halyah (17), tewas.

Ainur Rahmad menceritakan kepada Kapolri bahwa ayahnya sehari hari berjualan online dan sering mendengarkan ceramah melalui internet. Ainur seringkali menolak ajakan jihad sang ayah karena menurutnya tidak sesuai dengan pemikiran dan bertolak belakang dengan ajaran Islam.

(BACA: Bocah Diduga Anak Pelaku Bom Polrestabes Surabaya Selamat)

Menurut Ainur, bom itu memang benar milik ayahnya yang dirakit sendiri melalui belajar dari internet dan Youtube. Awalnya Ainur tidak memahami bahwa yang dirakit oleh ayahnya itu adalah sebuah bom hingga terjadi ledakan malam itu.

Share this: