Malam-malam Datang ke Kediaman Djarot, Ustad Martono Sampaikan Dua Hal…

Share this:
ARIS-BENTENGTIMES.com
Ustad Martono saat berbincang H Djarot Saiful Hidayat, istri Happy Farida dan Sekretaris DPD PDIP Soetarto di Jalan Kartini, Kota Medan

MEDAN, BENTENGTIMES.com – Senin (22/4/2018) malam sekira pukul 19.54 WIB, kediaman H Djarot Saiful Hidayat di Jalan RA Kartini II, Kelurahan Madras Hulu, Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan, kedatangan seorang ulama.

Dia adalah Ustad Martono, tokoh agama asal Percut Seituan. Dia ingin menyampaikan dua hal langsung ke Calon Gubernur Sumatera Utara Nomor urut 2 tersebut.

“Saya ustad dari Percut Seituan, ingin bertemu langsung dengan Pak Djarot,” ujar Ustad Martono ke Soetarto, Sekretaris DPD PDI Perjuangan Sumatera Utara, yang malam itu sedang berbincang dengan sejumlah wartawan di depan pagar kediaman Djarot Saiful Hidayat.

“Ada Pak Djarot? Saya ingin menyampaikan situasi terkini di daerah kami Percut Seituan. Maaf, saya harus menyampaikan hal ini langsung ke Pak Djarot,” pinta Ustad Martono kembali.

Lalu, Soetarto memintanya untuk bersabar. Soetarto kemudian masuk rumah. Berkisar 15 menit kemudian, Soetarto keluar dan mempersilahkan Ustad Martono masuk ke rumah.

“Assalamualaikum,” ujar Ustad Martono. Dan dibalas H Djarot Saiful Hidayat dengan mengatakan; “wa’alaikum salam”.

“Ayo, silahkan duduk,” ujar H Djarot Saiful Hidayat, ramah. Bersama Djarot, istri Ny Happy Djarot Saiful Hidayat turut menjamu kedatangan Ustad Martono.

“Sebelumnya, saya maaf datang tak diundang. Tapi saya ingin sekali bertemu dengan Pak Djarot untuk menyampaikan dua hal,” pungkas Ustad Martono memulai pembicaraan.

Ustad Martono mengaku prihatin terhadap tindakan sejumlah oknum mengaku tim sukses salahsatu calon Gubernur Sumatera Utara yang menggunakan isu SARA (suku, agama, ras dan antargolongan) untuk memengaruhi pilihan politik warga Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang. Termasuk tokoh agama, sambung Ustad Martono, tidak sedikit pula yang sengaja menggunakan isu SARA.

“Ini situasi sedang memanas. Saya orang paling tidak setuju agama dijadikan alat politik untuk meraih kekuasaan. Saya tidak akan tinggal diam,” tegas Ustad Martono.

Ustad Martono menjelaskan bahwa dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara, yang dipilih itu adalah pelayan, sosok yang melayani dan mengayomi masyarakat. Menurutnya, tolok ukur pemimpin itu, antara lain jujur, cerdas, amanah dan dipercaya.

“Saya mau sampaikan ke seluruh warga Sumut, memilih pemimpin itu untuk pemerintahan, bukan agama,” tegasnya.

Kemudian, Ustad Martono mengungkapkan dua hal kelak ketika H Djarot Saiful Hidayat menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara. Pertama, hidupkan kembali mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP).

Langkah ini penting sekali mengingat belakangan isu SARA sedang gencar-gencarnya. Kedua, terhadap para Badan Kemakmuran Masjid (BKM), agar dibekali wawasan kebangsaan.
Sementara itu, H Djarot Saiful Hidayat menyampaikan terima kasih telah berkunjung ke kediamannya. Dia juga mengapresiasi kedatangan Ustad Martono yang tetap konsisten dengan sikapnya tidak pernah setuju jika agama dijadikan komoditas politik.

“Saya berpesan kepada Ustad Martono, teruslah berdakwah. Sampaikan pesan baik kita dari H Djarot Saiful Hidayat. Tolong sampaikan kepada seluruh saudara dan handaitolan,” ujarnya.

Share this: