Ekspor Sumatera Utara Alami Penurunan 3,86 Persen

Share this:
Ilustrasi ekspor.

MEDAN, BENTENGTIMES.com – Nilai ekspor Sumatera Utara periode Januari-Februari 2018 masih melemah atau turun 3,86 persen dibandingkan periode sama pada 2017 akibat penurunan volume dan harga ekspor komoditas.

“Nilai ekspor Januari-Februari masih 1,414 miliar dolar AS dari periode sama 2017 yang sudah 1,471 miliar dolar AS,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Syech Suhaimi di Medan, Selasa (3/4/2018).

Penurunan nilai ekspor terjadi pada sektor pertanian atau turun 72,90 persen dari periode sama 2017. Devisa dari sektor pertanian di dua bulan pertama 2018 hanya 84,658 juta dolar AS dari Januari-Februari 2017 yang mencapai 312,388 juta dolar AS.

Sekretaris Gabungan Perusahaan Ekspor Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut Edy Irwansyah mengakui terjadi penurunan volume dan nilai ekspor karet di awal periode 2018.

Volume ekspor karet jenis SIR 20 Sumatera Utara pada periode Januari-Februari 2018 turun 5,68 persen. Pada Januari-Februari 2018, ekspor karet Sumut sebanyak 73.685 ton dari perode sama pada 2016 yang sudah mencaoai 78.123 ton.

“Ada penurunan ekspor di Januari-Februari 2018 sebanyak 4.439 ton atau 5,68 persen dari periode sama 2017,” ujarnya seperti dikutip dari Antara.

Menurut dia, penurunan volume ekspor diperkirakan masih berlanjut meski pada Februari sudah ada peningkatan dari Januari.

Juga karena masih ada program pembatasan ekspor secara nasional mengikuti kesepakatan International Tripartite Rubber Council (ITRC) menyangkut Agreed Export Tonnage Scheme (AETS) atau pembatasan ekspor.

Edy menyebutkan, sesuai keputusan Menteri Perdagangan, pada Januari-Maret 2018, Indonesia hanya mengekspor karet dengan jumlah maksimal sebanyak 716.869 ton.

Dari 716.869 ton itu, untuk pada Januari ekspor maksimal sebesar 223.872 ton, Februari 221.023 ton dan Maret 272.966 ton.

“Penurunan ekspor akan semakin dikhawatirkan kalau harga ekspor rendah atau di bawah 1,4 dolar AS per kg,” kata Edy.

Sementara harga ekspor SIR 20 di Januari-Februari 2018 juga masih sekitar 1,46 dolar AS per kg dari rata-rata harga tahunan di 2017 sebesar 1,65 dolar AS.

Share this: