Marseille vs Atletico Madrid: Panggung Bintang Les Bleus

Share this:
Marseille vs Atletico Madrid

Menurut Pelatih Marseille, Rudi Garcia, soliditas tim terjaga antarlini karena telah melampaui beragam ujian sepanjang babak kualifikasi sampai semifinal. “Saya beruntung memiliki tim yang solid karena perjalanan panjang. Kami ingin menuntaskan pengorbanan panjang ini menjadi kebahagiaan,” ancamnya.

Impian Garcia, juga seluruh fans Marseille, bakal berhadapan dengan ketangguhan Atletico Madrid. Skuat Diego Simeone tersebut memiliki senjata yang bisa membuat tak tenang kuartet lini belakang Marseille, yang biasanya diisi Hiroki Sakai, Adil Rami, Luiz Gustavo dan Jordan Amovi.

Protagonis utama tak lain Antoine Griezmann. Sepanjang Liga Europa musim ini, ia sudah melakukan 26 kali tembakan, dengan 14 di antaranya tepat sasaran. Walhasil, tak heran jika 4 gol menjadi koleksi pemain berusia 27 tahun tersebut. Tak hanya lihai menjebol jala musuh, dengan koleksi 19 gol di pentas La Liga 2017-2018, Griezmann juga layak sebagai pelayan.

UEFA.com mencatat, Griezmann memiliki akurasi umpan di angka 81 persen, alias satu di antara pemain berpresisi tinggi dalam urusan mengoper bola ke teman sendiri. Sepak terjang sepanjang musim ini juga menjadi gambaran betapa bahayanya Griezmann.

Pada 24 pertarungan awal musim ini, ia mampu mengemas 8 gol bagi Atletico Madrid. Total 27 gol menjadi bukti kalau Griezmann tak boleh mendapat kebebasan di area penalti Marseille.

Terkait sumbangsih, Griezmann sudah memberi contoh. Terakhir, ia menjadi satu di antara penentu tersingkirnya Arsenal dari fase semifinal. Griezmann mencetak gol penyeimbang saat laga away ke Emirates Stadium, lalu menjadi pengumpan bagi gol Diego Costa ke gawang Arsenal pada leg 2.

Sama seperti Payet, kemampuan Griezmann semakin berbahaya berkat rekan-rekanny. Saat ini Simeone lebih memercayakan Griezmann bermain bareng Diego Costa, Angel Correa, Koke dan Saul Niguez. Komposisi tersebut menjadi sinyal marabahaya untuk Marseille.

Pelatih Atletico Madrid, Diego Simeone mengatakan, timnya sudah dipersiapkan melakoni laga final yang tak mudah. Baginya, Marseille adalah tim yang terus berkembang dari satu pertandingan ke pertarungan berikutnya. Hanya saja, ia berharap Marseille tak mencapai klimaks-nya saat bersua Atletico Madrid di final.

“Kami memiliki barisan pemain yang komplit. Tapi, terkadang semua itu tak berguna jika Marseille bermain lebih bagus lagi. Sekarang, saya berharap Atletico berada di puncak performa, sementara Marseille kehilangan sentuhan,” tegas Simeone.

Sang entrenador mengakui, Marseille tim yang sangat berbahaya, meski dirinya sudah siap dengan ramuan menjadi juara. “Titik perhatian kami adalah mental, karena pasukanku akan bermain dalam laga ‘tandang’. Marseille punya keuntungan itu,” tegas Simeone.

Uniknya, Pelatih Marseille, Rudi Garcia tak menganggap anak asuhnya layak menjadi favorit. “Kami memiliki kesempatan yang kecil untuk menang. Bersua Atletico adalah hal besar bagi kami. Mereka sudah berpengalaman, terutama dua partai final Liga Champions dalam empat tahun terakhir,” ungkapnyaa.

Entah sekadar basa basi atau tidak, kubu Marseille telah mengantisipasi kekuatan Atletico Madrid. Garcia menyebut, keuntungan sebagai ‘tuan rumah’, karena bermain di tanah Prancis, harus dimanfaatkan secara maksimal.

Share this: