Penguatan Fungsi Hutan Melalui Program TPK

Share this:
BMG-PELITA MONALD GINTING
Kegiatan penguatan fungsi hutan melalui Program Taman Pendidikan Konservasi (TPK) oleh PT Tirta Sibayakindo AQUA dan UPT TAHURA Bukit Barisan, di lokasi Camping Ground Tahura Bukit Barisan, Desa Tongkoh, Minggu ( 6/10/2019 ).

KARO, BENTENGTIMES.com – PT Tirta Sibayakindo AQUA dan UPT TAHURA Bukit Barisan kembali melakukan kerjasama dalam hal penguatan fungsi hutan melalui Program Taman Pendidikan Konservasi (TPK).

Kegiatan tersebut disosialisasikan kepada segenap lapisan masyarakat, di antaranya pemerintah kecamatan, kepala desa, pelaku wisata, pengamat lingkungan, lembaga swadaya masyarakat, komunitas pemuda, Karang Taruna, mahasiswa, pramuka, siswa/i sekolah dan masyarakat umum. Kegiatan ini dilakukan di lokasi Camping Ground Tahura Bukit Barisan, Desa Tongkoh, Minggu ( 6/10/2019 ).

BACA: Dukung Konservasi Orangutan Tapanuli, 3 Bupati Tandatangan Komitmen

Arie selaku panitia acara sosialisasi sekaligus staf lapangan Sources of Indonesia (SOI) yang merupakan mitra pelaksana Program TPK PT Tirta Sibayakindo AQIA mengatakan bahwa Taman Pendidikan Konservasi telah dimulai sejak 2015 silam untuk penandatanganan kerjasamanya, dan kini dilanjutkan kembali untuk 10 tahun ke depan.

“Kegiatan di dalam Program Taman Pendidikan Konservasi di antaranya adalah riset (penelitian dan observasi), restorasi kawasan, pengkayaan jenis tanaman, konservasi air dan mendorong menjadi lokasi wisata minat khusus seperti lokasi wisata pendidikan dan mendorong keterlibatan masyarakat umum untuk berkontribusi terhadap hutan Tahura dalam upaya pelestarian dan mitigasi pemanasan global,” jelasnya.

Sementara, Plant Manager PT Tirta Sibayakindo AQUA Mohammad Efendy didampingi Manager Stakeholder Esron Siringoringo menambahkan bahwa PT Tirta Sibayakindo AQUA berkomitmen untuk program-program konservasi lingkungan, terutama di re-charge area.

BACA: Hari Air Sedunia, Aqua Gelar Lomba Melukis Mural

Dikatakan, dalam pelaksanaan program ini, pihaknya telah menanam sekitar 5.800 batang pohon dalam waktu 4 tahun, membuat lebih dari 100 lubang biopori, 2 sumur resapan dan 6 rorak untuk konservasi air.

Share this: