Rasa Khawatir Pedagang Bunga Ini Berganti Kelegaan Berkat JKN-KIS

Share this:
PELITA MONALD GINTING-BMG
Sukahati br Tarigan, pedagang Bunga.

KARO, BENTENGTIMES.com– Sukahati br Tarigan (58) tak mampu menyembunyikan perasaan bahagianya karena baru saja mendapatkan seorang cucu dari putrinya. Sukahati dan putrinya adalah peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) dari segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU).

Awalnya, Sukahati menginginkan anaknya agar dapat bersalin secara normal, namun karena sang calon bayi terlilit tali pusar, maka bidan di klinik tempat mereka terdaftar menyarankan untuk dilakukan operasi caesar saja.

“Waktu dengar anak saya harus dioperasi, saya khawatir sekali. Bukan hanya biayanya yang sudah pasti besar tapi saya bayangin perutnya dibelah itu aduh rasanya gimana ya. Maklum lah, namanya anak perempuan saya satu-satunya. Cucu pertama pula. Tapi, puji syukur semuanya sudah terlewati. Anak dan cucu saya sehat. Dokternya sangat bagus, perawatnya juga ramah sekali. Langsung lega saya rasanya,” ujar Sukahati rb Tarigan, ketika ditemui BENTENG TIMES, di Rumah Sakit Efarina Etaham Berastagi, Jumat (27/12/2019).

Melihat anaknya ditangani dengan sangat baik oleh petugas Rumah Sakit membuat Sukahati semakin yakin dengan JKN-KIS. Semula, ia berpikir bakal ada perbedaan perlakuan antara pasien umum dengan pasien BPJS (JKN-KIS). Tapi ternyata tidak semuanya sama. Mulai dari obat-obatannya sampai ruangannya pun tidak dibedakan.

“Untuk biaya, sejak awal sudah diinfokan juga bahwa seluruh biaya ditanggung BPJS Kesehatan,” lanjut wanita yang berprofesi sebagai pedagang bunga ini.

BacaPengalaman Tak Terlupakan, dari Lahiran Sampai Operasi Usus Buntu Tanpa Biaya

BacaKisah Teb, Melahirkan di Usia 51 Tahun, Lega Karena Biaya Persalinan Ditanggung JKN-KIS

Menutup perbincangan dengan wartawan, Sukahati pun menyampaikan sangat bersyukur dan berterimakasih dengan adanya program JKN-KIS.

“Saya yakin banyak masyarakat yang terbantu. Kalau pun ada anggapan kurang bagus di luar sana, saya yakin itu karena masalahnya nggak sesuai aturan. Semoga program ini terus ada sampai anak cucu kita nanti,” tandasnya.

Share this: