Perjuangan Nerus Ginting, Demi Indonesia Diasingkan ke Boven Digul, Papua

Share this:
ERIANTO PERANGINANGIN-BMG
Bupati Karo Terkelin Brahmana bersama anak dan cucu Nerus Ginting Suka, dalam Acara Launching Buku Biografi Nerus Ginting Suka, bertempat di Pendopo Pemkab Karo, Kamis (28/12/2019).

KARO, BENTENGTIMES.com– Nerus Ginting Suka, salah satu tokoh pemuda di zamannya hingga kini tetap dikenang masyarakat Karo. Ia dikenal aktif dalam pergerakan politik untuk kemerdekaan Indonesia sejak tahun 1920. Lewat tulisan-tulisannya yang tajam, berani mengkritik Pemerintah Kolonial Belanda, membuat jurnalis muda ini diasingkan ke Boven Digul, Papua.

Demikian diungkapkan Bupati Karo Terkelin Brahmana, dalam Acara Launching Buku Biografi Nerus Ginting Suka, bertempat di Pendopo Pemkab Karo, Kamis (28/12/2019). Dengan melihat perjuangan Nerus Ginting Suka, Bupati Terkelin Brahmana menyampaikan akan mengusulkan jurnalis muda itu menjadi Pahlawan Nasional.

Masih kata Terkelin, pada tahun 1920-1924, Nerus Ginting Suka berulangkali dihukum Pemerintah Kolonial Belanda karena kegiatan politiknya. Imbas perlawanan terhadap Kolonial Belanda, Nerus Ginting, adiknya Nolong Ginting dan kawan-kawannya ditangkap pada Tahun 1926-1927.

Oleh pemerintah Kolonial Belanda, Nerus Ginting dan Nolong Ginting dianggap sebagai pemimpin pemberontakan, sehingga diasingkan ke Boven Digul, Papua. Saat itu, Nerus Ginting berusia 30 tahun, sedangkan adiknya Nolong Ginting Suka masih berusia 24 tahun.

Ia mengajak masyarakat Karo agar mengenang perjuangan Nerus Ginting Suka, dimana diusia masih terbilang muda, tetapi berani pasang badan demi memperjuangkan kemerdekaan, meski akhirnya dibuang ke Boven, Digul Papua.

“Sebagai masyarakat Karo, kita harus mengetahui dan belajar sejarah untuk mengenal para pejuang dari Tanah Karo,” ujar Terkelin Brahmana.

Hadir dalam acara itu, mantan Bupati Karo Daulat Daniel Sinulingga, Staf Ahli Bupati Karo Agustin Pandia, para veteran, tokoh pemuda Karo, LSM, Yayasan Anak Bangsa Sumatera Utara, dan para undangan. Hadir juga anak, cucu dan cicit Nerus Ginting Suka.

Untuk diketahui, setelah kemerdekaan Indonesia, Nerus Ginting Suka diangkat sebagai Kepala Penerangan Seksi V di Berastagi tahun 1947. Kemudian pada tahun 1949, sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RIS) mewakili Sumatera Timur.

BacaSempat Dikira Hoax, Makam Pahlawan Kabanjahe Ternyata Kurang Terurus

Setelah pembubaran diumumkan, ia duduk di Dewan Perwakilan Rakyat Sementara (DPRS), anggota dari Partai Nasional Rakyat (PRN). Pelantikan Nerus Ginting Suka dan 147 anggota lainnya pada 16 Agustus 1950, diberitakan di Harian De Vrije Pers.

Nerus Ginting duduk di Fraksi Demokrat di seksi I Bidang Pertahanan. Pada masa jabatannya, ia pernah meminta mosi mempertahankan pemerintah untuk memprioritaskan Undang-undang Pertahanan. Pada pemilihan wakil presiden tanggal 14 Oktober 1950, Nerus Ginting Suka mencalonkan diri sebagai kandidat wapres.

BacaPaulus Suryanta Ginting yang Ingin Jadi Presiden Papua, Ditangkap Atas Kasus Makar

Tepat di Tahun 1955, tanggal 12 Maret, pejuang perintis kemerdekaan ini meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Pusat Jakarta dan dimakamkan di pemakaman umum Medan. Kabar meninggalnya pejuang ini diberitakan pada Harian De Nieuwsgier, pada tanggal 14 Maret.

Share this: