Salah Satu Korban Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 Ternyata Mantan Ketum PB HMI

Share this:
Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam Mulyadi P Tamsir

JAKARTA, BENTENGTIMES.com – Sebanyak 56 penumpang yang terdiri dari 46 orang dewasa, 7 anak-anak dan 3 bayi yang berada di pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh pada Sabtu (9/1/2021). Dan, salah seorang penumpang ternyata Mantan Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Mulyadi P Tamsir. Diketahui bahwa Mulyadi saat itu bersama istrinya Makrufatul Yeti Srianingsih.

Baca: Tega! Karena Bau, Penderita Tumor asal Medan Diusir dari Pesawat

Baca: Sebelum Hilang Kontak, Kru Pesawat Lion Air Sempat Lakukan Ini

Menurut Ketua HMI Cabang Lebak Adang Hardiana, Minggu (10/1/2021), sebenarnya Mulyadi direncanakan datang ke Kabupaten Lebak untuk menghadiri kegiatan Latihan Kepemimpinan (LK) dan menjadi salah satu pemateri di kegiatan yang juga bersamaan dengan LKK tingkat Nasional, LK-2 tingkat Nasional dan Senior Course tingkat Nasional.

Sesuai jadwal, Mulyadi akan mengisi materi di LK-2 di Lebak pada 23 Januari 2021 di Gedung LPMP tentang Perspektif Kebijakan untuk Pembangunan yang Adil. Adang pun tak menyangka bahwa seniornya tersebut ikut dalam kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Dia mengaku sangat terpukul saat mendengar kabar Mulyadi merupakan salah satu penumpang di pesawat tersebut.

Menurut Adang, Mulyadi adadalah sosok yang baik, ramah dan menjadi penyemangat kader HMI.

“Kanda Mulyadi adalah sosok yang baik dan ramah. Beliau adalah kakak bagi kami yang mampu memberikan motivasi. Tentunya doa-doa terbaik untuk beliau dan penumpang lain di pesawat itu,” tutur Adang.

Baca: Merokok di Toilet Pesawat, Pemuda Asal Medan Diamankan

Baca: Co-Pilot Korban Sriwijaya Air: Pindah Flight Biar Bisa Ibadah Pagi di Gereja

Diberitakan sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak hilang kontak setelah lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang. Pesawat diperkirakan jatuh di perairan antara Pulau Laki dan Pulau Lancang Kepulauan Seribu.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sebelumnya menuturkan pesawat take off pada pukul 14.36 WIB. Satu menit kemudian, pesawat tercatat berada di ketinggian 1.900 kaki.

Share this: