Peladang Bunga: Sejak Ada JKN-KIS, Hati Lega, Seperti Lepas dari Himpitan Batu Besar

Share this:
PELITA MONALD GINTING-BMG
Niar Sembiring, ketika ditemui di Kantor Cabang BPJS Karo, beberapa waktu lalu.

KARO, BENTENGTIMES.com– Sebaik-baiknya orang adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain. Pepatah ini lah yang memotivasi Niar Sembiring (24), untuk tidak pernah terlambat dalam hal membayar iuran Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) dirinya beserta keluarga.

Ditemui di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Kabanjahe, Jumat (23/8/2019) lalu, untuk mengurus perubahan data keluarganya, Niar mengaku bahwa meski penghasilannya sebagai peladang bunga di Desa Kalibata Kabanjahe, sering tidak tetap, ia selalu berusaha untuk menyisihkan sebagian rezekinya untuk membayar iuran JKN-KIS. Selain sebagai jaminan dirinya dan keluarga disaat sakit, juga yang terpenting menurut gadis berdarah Karo ini adalah dapat membantu orang lain yang sedang membutuhkan.

“Saya sudah merasakan sendiri bagaimana dulu ketika bapak saya terkena penyakit jantung. Kebetulan dulu belum ada Program JKN-KIS, jadi saya sebagai pengganti tulang punggung keluarga harus bekerja ekstra siang malam. Jadi, tukang cuci dan setrika baju tetangga semua saya lakukan. Bahkan terkadang tidak tidur demi mengumpulkan rupiah untuk pengobatan bapak,” kenang Niar.

BacaJKN-KIS, Kaya Bantu Yang Miskin, Sehat Bantu Yang Sakit

Kesulitan Niar seketika berganti kelegaan ketika Program JKN-KIS hadir pada tahun 2014. Seakan menjawab doanya selama ini, akhirnya untuk pertama kalinya sejak sang ayah jatuh sakit, Niar merasa ada yang peduli padanya.

“Puji syukur, sejak terdaftar sebagai peserta JKN-KIS, segala biaya pengobatan bapak sudah ditanggung. Mulai dari pemeriksaan, obat-obatan, hingga pemasangan ring semuanya gratis. Saya sangat lega, seperti lepas dari himpitan batu besar,” tutur Niar.

BacaJatuh Hati pada JKN-KIS Sejak Mertua Dioperasi

Pengalamannya merawat sang ayah, membuka mata hati Niar. Ia sadar betul bahwa biaya pengobatan ayahnya pastilah sangat besar dan ia pun tahu adalah iuran peserta JKN-KIS lain yang telah membantu biaya pengobatan sang ayah tercinta.

“Terkadang saya ingin mengucapkan terima kasih kepada satu persatu masyarakat yang telah membayar iuran secara rutin meski tidak sakit untuk membantu peserta lain yang membutuhkan seperti bapak saya. Jadi sebagai balasan bentuk terima kasih, saya bertekad untuk rutin membayar iuran agar dapat menolong orang lain seperti yang telah kami rasakan,” pungkas Niar.

Share this: