Benteng Times

Pandemi Bikin Sepi Pengunjung, Sibayak Hotel Berharap Relaksasi dari Pemerintah

GM Hotel Internasional Sibayak Berastagi Dedi Nelson saat menerima wawancara dari reporter Benteng Times Erianto Peranginangin, di area Sibayak Hotel, Kamis (7/5/2020). 

BERASTAGI, BENTENGTIMES.com– Pandemi telah berdampak terhadap sepinya pengunjung yang datang ke kota Berastagi, Kabupaten Karo. Industri pariwisata kini jatuh terperosok. Tak terkecuali Sibayak Hotel Berastagi yang mengalami penurunan omset selama virus ini mewabah di Indonesia.

“Pendapatan mengalami penurunan luar biasa, bahkan omset sampai ke titik nol. Itu efek yang paling kita rasakan selama pandemi ini,” ujar Dedi Nelson, General Manager Hotel Internasional Sibayak Berastagi, saat ditemui BENTENG TIMES, Kamis (7/5/2020).

Dedi mengungkapkan kekhawatiran ketika tidak ada lagi wisatawan datang berkunjung ke Berastagi, Tanah Karo dan Indonesia, industri pariwisata, terutama sektor perhotelan dan restoran akan mengalami penurunan pendapatan. Maka, akan banyak hotel dan restoran tutup, karyawan dirumahkan.

“Tapi kalau kita, mudah-mudahan sampai sekarang tidak melakukan hal itu,” kata Dedi.

“Kita tidak mungkin menutup hotel ini, taman kita luas. Nanti kalau nggak diurus, gimana?” kata Dedi lagi, dengan nada bertanya.

Biasanya kata Dedi, Sibayak Hotel dapat membukukan omset rata-rata Rp20 sampai Rp50 juta per hari. Tetapi setelah pandemi ini, omset sama sekali tidak ada.

“Dampak corona ini, ngeri kali,” ungkap Dedi.

BacaMasuk Berastagi, Transportasi Umum Wajib Disemprot Disinfektan

Maka solusinya, lanjut Dedi, pihak manajemen melakukan pengurangan jam kerja karyawan agar taman yang luas milik Sibayak Hotel tetap mendapatkan perawatan. Soal pengurangan jam kerja, kata Dedi, pihak manajemen lebih dulu membuat komitmen dengan pegawai dan mereka menerimanya.

“Ini krisis global, dan pegawai kita sangat memakluminya. Jadi, kita bikin pekerjaannya secara bergantian. Hari ini separoh, besok separohnya lagi,” terang Dedi.

“Jadi, mereka bukan kita rumahkan. Tapi, tidak bekerja, ya tidak dibayar,” terangnya lagi.

Selain terhadap karyawan, lanjut Dedi, efek domino dari sepinya pengunjung juga berdampak pada pedagang dan pengelola rumah makan.

“Biasanya, para pengunjung Sibayak Hotel akan datang berbelanja ke Pajak Buah, makan di restoran, jalan-jalan ke Gundaling. Ada yang naik kuda, ya mereka semua juga pelaku wisata turut merasakan dampak,” sebut Dedi.

Maka dalam kesempatan itu, Dedi berharap mendapat relaksasi dari pemerintah, seperti penangguhan atau cuti dalam melakukan pembayaran kewajiban perbankan, baik bunga maupun pokok pinjaman atas fasilitas kredit. Kemudian membebaskan pajak hotel dan restoran untuk sementara waktu, membebaskan pajak hiburan untuk sementara waktu.

“Ya biaya-biaya pajak, tunggakan-tunggakan, lampu, listrik dan air tolong dipending dulu. Kita berharap pemerintah peduli sampai pandemi ini berakhir,” pungkasnya.

BacaTim Covid-19 Karo Kecolongan, Satu PDP Positif Corona Warga Berastagi

Amatan BENTENG TIMES, Hotel Internasional Sibayak, yang beralamat di Jalan Merdeka, Kelurahan Gundaling I, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, tampak sepi pengunjung. Tidak ada mobil yang parkir, hanya ada beberapa pegawai dan securiti yang beraktifitas.

Exit mobile version