Kemenko Maritim ke Hutaginjang untuk Percepatan Kaldera Toba jadi Unesco Global Geopark

Share this:
Deputi Bidang SDA, Iptek dan Budaya Maritim, Wakil Gubernur Sumatera Utara, perwakilan kementerian/lembaga berfoto bersama masyarakat saat peninjauan Geosite Hutaginjang, Humbang Hasundutan (Humbahas), Kamis (17/5/2018).

HUMBAHAS, BENTENGTIMES.com – Pemerintah terus mendukung upaya percepatan Geopark Kaldera Toba menjadi UNESCO Global Geopark. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang berfungsi sebagai koordinator dan sinkronisator Kementerian/Lembaga terkait, dengan sigap kembali meninjau lokasi dan sebelumnya juga telah membentuk Komite Nasional Geopark Indonesia (Adhoc) yang dikoordinasikan oleh Kemenko Maritim.

“Ini lebih mempermudah bila ada masalah akan kita pecahkan secara bersama-sama. Misalkan, begitu kita dapat masalah yang belum selesai, kami dari Kemenko Maritim akan lebih mudah untuk mengundang semua pihak yang terkait, jadi dimana masalahnya akan kita selesaikan, jadi jelas ini tugas siapa dan wewenang siapa,” ujar Deputi Bidang SDA, Iptek dan Budaya Maritim Safri Burhanudin di sela peninjauan bersama Wakil Gubernur Sumatera Utara dan perwakilan Kementerian/lembaga terkait ke Geosite Hutaginjang, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Kamis (17/5/2018).

(BACA: Bakal Ada Pelabuhan Ferry di Humbahas, Kemenhub Sudah Datang Lakukan Survei)

Safri Burhanudin menjelaskan, Geopark Kaldera Toba sempat terkatung-katung statusnya untuk dinaikkan menjadi UNESCO Global Geopark. Dimana sebelumnya tidak ada yang menggerakkan kembali, dikarenakan pada saat itu Pemerintah Daerah masih belum mencurahkan perhatian sepenuhnya kepada Geopark Kalder Toba.

“Kemenko Maritim inilah yang berperan sekarang untuk lebih mempercepat. Awalnya hal ini hampir hampir ditinggalkan, sekarang Pemerintah Daerah sudah sadar makanya mereka bergerak cepat, dan kami yakin bahwa tahun depan sudah harus jadi,” oleh sebab, pada bulan Juli tahun 2018 ini, Geopark Kaldera Toba akan ditinjau dan dinilai kembali oleh Tim Asesor dari UNESCO.

Dikatakan, sejatinya Geopark itu adalah bagian dari daerah dan dikembangkan oleh pemerintah daerah dan pemerintah pusat hanya bersifat membantu. Terkait dengan pemahaman sebagian pihak yang mengatakan bahwa Geopark itu bisa berkembang apabila sepenuhnya mendapat bantuan pemerintah pusat, Deputi Safri menyatakan bahwa itu adalah pemikiran yang keliru.

(BACA: Sihar Ajak Warga Lestarikan Geopark Kaldera Toba)

(BACA: Danau Toba akan Jadi Pusat Wisata di ASEAN, Masyarakat dan Gereja Harus Terlibat)

“Pusat ini sifatnya hanya melengkapi apa yang kurang dari daerah, jadi Geopark itu hanya berkembang apabila daerah yang bergerak lebih dulu. Makanya tidak jadi-jadi Geopark ini karena hanya mengharap dari pusat, itu salah satu kelemahan. Coba lihat Geopark Ciletuh, tanpa pusat mereka jadi, karena pemerintah daerah yang memang berniat untuk mengembangkannya,” tambahnya.

Geosite Hutaginjang di Kabupaten Humbahas.

Di tempat yang sama, Wakil Gubernur Sumatera Utara Nurhajizah Marpaung mengapresiasi kementerian/lembaga terkait, terutama kepada Kemenko Maritim, yang dinilai telah bersungguh-sungguh untuk membantu menaikkan status Geopark Kaldera Toba.

“Saya atas nama pribadi dan mewakili masyarakat Sumatera Utara sangat berterima kasih atas keseriusan pemerintah, setelah sebelumnya kenaikan status ini sempat ditolak pada tahun 2015 lalu,” ujarnya.

Diakuinya, saat ini upaya pemerintah melalui Kemenko Maritim sangat berbeda dengan yang terdahulu, karena terdahulu terkesan hanya wacana dan kurangnya sosialisasi kepada masyarakat.

(BACA: Begini Pemaparan Cerdas dari Sihar Sitorus Tentang Danau Toba)

“Kami yakin sekarang adalah saatnya, karena yang dahulu antara pemerintah pusat dan daerah tidak sinergi. Saat ini masyarakat juga bahu membahu untuk merealisasikan ini, utamanya untuk terus menjaga kebersihan. Kami di pemerintah daerah akan terus memantau dan mengarahkan kabupaten, tentunya dengan koordinasi dari pemerintah pusat,” imbuhnya.

Nurhajizah mengatakan, ada peningkatan jumlah wisatawan yang sangat signifikan. Apalagi, sejak diresmikannya Bandara Silangit menjadi bandara internasional dan ke depan juga akan dikembangkan lagi Bandara Sibisa sebagai pendukung.

“Sejak pertama kali datang ke sini satu setengah tahun lalu, jumlah wisatawan baru mencapai sekitar 200 orang. Saat ini bisa mencapai 1000 orang bahkan lebih banyak di akhir pecan. Bandara pun ikut sibuk dengan aktivitas pesawat dan penumpang,” terangnya.

(BACA: Keren! Akan Ada Air Mancur Menari dan Hotel Gantung di Danau Toba)

Untuk hal ini, Wagubsu menyampaikan apresiasinya kepada Presiden Joko Widodo dan Menko Maritim Luhut B Panjaitan yang dinilainya sangat serius untuk memajukan wilayahnya.

“Terima kasih saya untuk Presiden Joko Widodo, juga kepada Menko Maritim yang pernah menyatakan bahwa wilayah ini akan dijadikan sebagai ‘adiknya Bali’. Beliau-beliau ini saya pandang sangat peduli dan bertanggung jawab sekali,” tutupnya.

Share this: