Benteng Times

Smartphone Murah, Bos Sharp Sindir Xiaomi

JAKARTA, BENTENGTIMES.com – Gempuran smartphone pintar dengan harga murah semakin menjadi. Datang dari berbagai vendor dan negara, masing-masing memiliki keunggulan yang ditawarkan. Namun yang paling menonjol akhir-akhir ini adalah beberapa merk asal negeri Tiongkok seperti Xiaomi.

Di Indonesia, Xiaomi tengah mencuri perhatian masyarakat. Alasannya beragam, mulai dari rupa, fitur dan spesifikasinya hingga harganya yang pas di kantong kalangan bawah yang ingin punya smartphone.

Belakangan memang terlihat Xiaomi paling menonjol dari kompetitor senegaranya seperti Oppo dan Vivo. Datang ke tanah air penuh percaya diri, Xiaomi tidak hanya mengusung fitur, namun juga harganya yang terbilang sangat miring.

Mengapa berani bilang sangat miring? Karena Xiaomi mengklaim bahwa mereka rela menjual rugi perangkat smartphone miliknya. Bahkan dalam beberapa kesempatan, CEO Xiaomi, Lei Jun juga sesumbar bahwa mereka menjual hanya dengan harga modal. Makanya produk Xiaomi punya harga sangat murah. Sebut saja Redmi 5A yang hadir beberapa bulan lalu.

(Baca: Buruan! Smartphone Berkamera Ganda dan Baterai Jumbo Hanya 1 Jutaan)

Jika dibandingkan, Xiaomi Redmi 5A dengan spesifikasi yang ditawarkan seharusnya punya harga di atas Rp 1,5 juta. Namun Xiaomi hanya membanderol ponsel ekonomisnya itu dengan harga kurang dari Rp 1 juta, paling mahal Rp 1,2 juta. Tetap jauh di bawah harga kompetitor, Samsung misalnya. Samsung Galaxy J1 dan Galaxy J2 yang memiliki spesifikasi di bawah Xiaomi Redmi 5A saja, mereka menjualnya di atas Rp 1,5 juta.

Menanggapi persaingan dan gempuran Xiaomi di tanah air, petinggi Sharp untuk divisi smartphone di Indonesia, Johnny Lin, angkat bicara. Dia yang menjabat sebagai Country Director Sharp Smartphone Indonesia memberikan tanggapan terkait hadirnya vendor asal Tiongkok yang getol merangsek pasar tanah air.

“Dia (pabrikan ponsel Tiongkok) mungkin saja menjual dengan harga sangat murah. Tapi layanan purna jualnya gimana?” ujarnya usai acara peluncuran Sharp Pi dan Sharp R1S di Jakarta, Senin (5/2/2018).

“Merk asal Tiongkok itu boleh lah jualan di sini. Tapi pikirin dong layanan after sales-nya gimana. Konsumen kan bingung. Iya bisa beli, harganya murah. Kalau rusak servicenya di mana? Di Tiongkok?” katanya berkelakar.

Johnny juga menjelaskan bahwa sebagai salah satu merk dagang, siapapun itu seharusnya sudah mempersiapkan dengan matang segala aspeknya. Jangan hanya asal jual namun dari sisi pelayanan dikesampingkan.

“Kaya kita (Sharp) di Indonesia orang emang belom kenal kita. Coba lu orang main keluar negeri, tanya merk Sharp, orang pasti tahu. Karena kita sudah kuat sebagai perusahaan teknologi, walaupun awalnya tidak bermain di smartphone. Tapi coba lu tanya merk X, ada nggak yang tahu? Nggak ada, orang nggak kenal. Di Indonesia aja rame. Diluar mah enggak,” katanya.

Johnny Lin menjelaskan bahwa Sharp jauh lebih siap dibandingkan merk asal Tiongkok, Xiaomi, untuk berjualan smartphone. Sebab, layanan purna jual tersebar merata di seluruh service center Sharp Indonesia.

Namun Johnny hanya tertawa ketika awak media memastikan merk Tiongkok itu siapa. “Yaa adalah merk nya, lagi terkenal sekarang dia,” katanya sambil tertawa. (md/JPC)

Exit mobile version