Benteng Times

Mengenang Haji Anif Lewat Buku Berjudul ‘Hidup Ihklas Tanpa Tipu Muslihat’

Haji Anif, ayahanda Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah semasa hidup.

MEDAN, BENTENGTIMES.com– Sumatera Utara sedang berduka. Salahsatu tokoh terbaiknya, Haji Anif telah berpulang, Rabu (25/8/2021), pukul 04.15 WIB.

Dikutip dari berbagai sumber, Haji Anif merupakan tokoh masyarakat Sumatera Utara yang aktif di berbagai kegiatan sosial. Semasa hidupnya, Haji Anif juga dikenal sebagai pebisnis ulung.

Haji Anif diketahui memiliki grup usaha Anugerah Langkat Makmur (ALAM) yang membidangi sejumlah sektor usaha, seperti perkebunan dan pabrik kelapa sawit, properti, SPBU, sarang burung walet, dan sejumlah sektor usaha lainnya.

Selain itu, Ayahanda dari Musa Rajekshah, Wakil Gubernur Sumut ini juga dikenal sebagai pengembang perumahan mewah di Kota Medan dan Kabupaten Deliserdang. Beberapa di antara perumahan mewah yang dibangun Haji Anif yakni Kompleks Cemara Asri dan Cemara Abadi.

Sekadar diketahui, Haji Anif memulai bisnis kelapa sawit sejak tahun 1982. Bisnis kelapa sawit tersebut dimulai dengan luas 1.500 hektare (ha) dan kini berkembang menjadi 30.000 hektare. Haji Anif juga berhasil mendirikan sejumlah pabrik kelapa sawit (PKS).

Selain pebisnis ulung, Haji Anif juga dikenal sosok yang dermawan. Sejumlah kegiatan sosial di Sumut banyak di-inisiasi olehnya.

BacaInnalillahi, Kabar Duka Datang dari Wagubsu Musa Rajekshah

BacaRahasia di Balik Kesembuhan Aspri Musa Rajekshah Setelah Terpapar Covid-19

Dia juga peduli pendidikan, terbukti dengan sumbangannya untuk pembangunan gedung pembelajaran di sejumlah universitas ternama di Sumut seperti Universitas Sumatera Utara (USU) maupun Unimed (Universitas Negeri Medan).  Ia juga aktif memberikan sumbangan untuk pembangunan masjid di mana-mana dan selalu menjadi penyantun dalam aktivitas religi.

Halaman Selanjutnya..

Ijeck Pilih Balap Ketimbang Urus Kebun Sawit

Ijeck Pilih Balap Ketimbang Urus Kebun Sawit

Dikutip dari Buku berjudul ‘Hidup Ihklas Tanpa Tipu Muslihat’, sebagaimana dilansir analisadaily.com, mengisahkan tentang perjalanan seorang tokoh dan pengusaha sukses Sumatera Utara (Sumut) H Anif. Banyak pengalaman berharga dan inspirasi di dalamnya.

Karena itu ‘Hidup Ihklas Tanpa Tipu Muslihat’ kembali diangkat menjadi tema Webinar yang digelar Kognisi (Kompas Gramedia Learning & Insights) dengan Elex Media Komputindo, pada Sabtu (18/7) lalu. Seminar virtual itu diikuti para tokoh nasional dan ratusan orang peserta dari berbagai kalangan.

“Banyak pengalaman berharga. Dengan buku itu orang akan mengetahui seorang Haji Anif yang apa adanya, tidak ada yang ditutup-tutupi. Pertama sekali saya baca buku itu syok, karena terlalu vulgar menyebutkan nama orang. Karena di zaman seperti saat ini bisa jadi masalah, sehingga ada beberapa yang saya sortir,” kata Musa Rajekshah, Wakil Gubernur Sumut, yang juga merupakan salah satu putra dari H Anif.

Dalam buku itu, juga diceritakan tentang Musa Rajekshah sering diajak mengurusi perkebunan kelapa sawit milik sang ayah. Namun, dia selalu ditolaknya. Musa Rajekshah atau yang akrab disapa Ijeck itu, justru lebih memilih balap ketimbang mengurus perkebunan.

“Dari dulu, Dadak (panggilan Ijeck terhadap Ayah) selalu mengajak saya mengurusi perkebunan sawit, tapi saya tidak pernah mau, karena prinsip saya harus punya usaha sendiri. Pernah ketika diajak rapat, saya tinggalkan dan lebih memilih ikut balapan,” kata Musa Rajekshah, yang mengikuti webinar dari Rumah Dinas Wagub Sumut, Jalan Teuku Daud, Medan.

BacaInnalillahi, Ibunda Presiden Jokowi Wafat

BacaLacak Varian Delta, 10 Daerah Termasuk Sumut Diminta Gencar Lakukan 3T

Ijeck pun kukuh ingin membuka usaha sendiri. Bengkel adalah salah satu yang dipilihnya. Namun, usaha bengkelnya tidak berlangsung lama dan hanya bertahan dua tahun saja.

“Saya memutuskan buka bengkel. Dadak pun melarang karena nanti pasti susah ngurusnya, ditambah lagi kawan-kawan yang nge-bon payah ditagihnya, dan betul usaha bengkel saya hanya bertahan dua tahun. Namun belakangan baru saya sadari, banyak sekali hal bermanfaat yang sudah diajarkan Dadak. Namun karena usia masih muda saat itu, jadi tidak berpikir panjang,” kata Ijeck.

Halaman Selanjutnya..

Pesan Dadak yang Paling Diingat Ijeck

Pesan Dadak yang Paling Diingat Ijeck

Namun akhirnya, Ijeck menerima kepercayaan mengurus usaha sarang burung walet. Dia memilihnya karena memang sejak awal tidak suka kerja di kantoran, melainkan senang dengan alam dan berburu.

“Jadi, pada tahun 1992, saya terima kepercayaan Dadak untuk mengurus sarang walet. Saya senang ngurusin walet karena harus datang ke hutan, melihat alam, jumpa dengan masyarakat desa. Seperti yang selalu Dadak bilang, usahakan kau senang dalam usaha mu itu,” tutur Ijeck.

BacaSolidaritas di Tengah Pandemi, Mereka Para Pemimpin Negara Rela Gaji Dipangkas

BacaKisah Anton Medan: Tak Diterima Keluarga, Merantau, Jadi Preman Hingga Akhirnya Mualaf

Salah satu pesan Dadak yang paling diingat Wagub adalah untuk selalu berbagi dengan masyarakat.

“Di mana pun tempat kau usaha, ibarat makan, jangan orang hanya cium bau makanannya, paling tidak bagi sedikit makanan mu itu agar orang juga bisa rasakan. Jangan kau yang kenyang orang sekeliling lapar, lama-lama nanti kau pun bisa dirampok orang. Itu salah satu pesan Dadak yang selalu saya ingat dalam membangun usaha,” ungkap Ijeck.

Halaman Selanjutnya..

Haji Anif Diusir dari Rumah

Haji Anif Diusir dari Rumah

Disela-sela acara yang diikuti oleh 400 orang lebih itu, Haji Anif pun menceritakan sedikit pengalaman hidupnya.

“Bapak saya itu kiyai hafiz Alquran. Dia itu orang yang tidak tahu dunia, tahunya megang tasbih saja. Jadi, ketika saya diusir dari rumah, dan saya pernah numpang nonton televisi ke rumah tetangga dan ditolak, itulah menjadi cambukan untuk saya agar menjadi sukses,” kenangnya.

BacaBerpulang di Usia 88 Tahun, Pendeta Senior HKBP SAE Nababan Dikenal Kritis

BacaPetuah Terakhir Ustaz Tengku Zulkarnain Sebelum Meninggal Dunia

Haji Anif juga mengatakan bahwa dalam hidup sangat penting hubungan pertemanan dan persaudaraan. Karena teman dan saudara itulah yang akan selalu menolong ketika mengalami suatu masalah.

“Karena dengan itu, ke mana pun kita ada masalah, apa pun bisa tertolong, karena hubungan baik itu akan membantu kita. Semua orang hidup pasti punya dosa, tapi kalau nipu jangan, mengambil hak orang jangan,” pesan Haji Anif.

Halaman Selanjutnya..

Bagi Japto, Haji Anif Itu Sosok Sahabat Sekaligus Guru

Bagi Japto, Haji Anif Itu Sosok Sahabat Sekaligus Guru

Ketua Umum Pemuda Pancasila (PP) Japto Soelistyo Soerjosoemarno, yang juga mengikuti Webinar tersebut mengaku punya kenangan dengan Haji Anif.

“Ada satu kelebihan dari sahabat saya ini sejak tahun 1972. Saya melihat beliau saat itu, dengan cara yang sangat tenang bisa menyelesaikan masalah. Apapun yang sudah diperbuat berani mempertanggungjawabkannya. Itulah jiwa seorang pemimpin sejati dan itu yang saya contoh. Jadi, beliau ini ada sosok sahabat, sekaligus kakak dan guru bagi saya,” ujarnya.

BacaRepdem Sumut Kenalkan Sosok Bung Karno Lewat Pekan Giat Anak

BacaTernyata Masih Ada Tarif Swab PCR di Atas Rp525 Ribu di Sumut

Tidak hanya itu, Japto pun memuji sifat kedermawanan Haji Anif.

“Yang dinikmatinya itu bukan hartanya, tapi beliau selalu memikirkan apa yang dimilikinya bisa juga dinikmati oleh orang lain. Beliau banyak berbuat sosial, baik di kalangan agama dan membantu orang-orang susah,” tambah Japto.

Halaman Selanjutnya..

Mundur Menghadapi Kezaliman, Adalah Kezaliman

Mundur Menghadapi Kezaliman, Adalah Kezaliman

Sebelumnya, Maman Suherman yang membawakan acara tersebut memaparkan biografi singkat tentang Haji Anif. Disebutkan, Haji Anif merupakan pengusaha sukses yang memiliki usaha kelapa sawit, sarang burung walet, bisnis properti dan lainnya.

“Semua orang sudah tahu dan mengenal itu. Di dalam buku, Pak Anif juga bercerita pernah diusir dari rumah bapaknya, sehingga bersama istri pernah hidup di rumah yang mirip kandang merpati. Itu yang membuat saya menggelengkan kepala membaca buku ini, yang isinya begitu lugas,” aku Maman Suherman.

Maman mengungkapkan bahwa Haji Anif pernah menjadi Anggota Pemuda Pancasila sejak 1967. Buku itu juga bercerita tentang perjalanan hidup Haji Anif secara blak-blakan tanpa ada yang ditutup-tutupi.

“Bahkan nama dan peristiwanya turut dipaparkan dalam buku tersebut. Salah satu pesan yang saya ingat bahwa prinsip Pak Anif, Mundur Menghadapi Kezaliman adalah Sebuah Kezaliman,” kata Maman.

BacaPejabat Pemprovsu Ernita Bangun Meninggal, Begini Sosoknya di Mata Edy Rahmayadi

BacaBank Sumut Berduka, Dirut Budi Utomo Meninggal Dunia

Turut serta dalam Webinar tersebut para sahabat dan keluarga Haji Anif, seperti Puspo Wardoyo, Nuim Khaiyath, Kodrat Shah, Sultan Djorghi, dan Anisa Trihapsari.

Exit mobile version