Benteng Times

Bah, Politisi Batak Ini Diduga Terlibat Upaya Kudeta di Demokrat

JAKARTA, BENTENGTIMES.com – Partai Demokrat saat ini sedang dinaungi ‘iklim panas’, dimana mencuat kabar bahwa ada oknum yang hendak mengkudeta Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari kursi ketua umum partai berlambang mercy tersebut yang berasal dari orang-orang istana.

Terbaru, kader Partai Demokrat Rachland Nashidik mengonfirmasi nama-nama yang diduga terlibat akan mengkudeta AHY. Sejumlah pihak dinilai ingin menggulingkan kepemimpinan AHY.

Baca: Duet Puan-AHY Maju di Pilpres 2024 Mencuat

Baca: Panas! Ini Balasan Atas Pernyataan Djarot Tak Mau Koalisi dengan Demokrat dan PKS

Menurut Rachland, ada 4 nama yang diduga terlibat, dan salah satunya adalah politisi berdarah Batak, yakni yakni anggota Komisi V Fraksi Demokrat DPR RI Johni Allen Marbun. Selain itu, juga disebutkan nama mantan Ketua DPR Marzuki Ali dan mantan Bendahara Umum (Bendum) Demokrat Nazaruddin. Nama salah satu pendiri Partai Demokrat Max Sopacua juga sempat muncul.

“Max Sopacua tidak ada,” kata Rachland saat dikonfirmasi, Selasa (2/2/2021).

Rachland memastikan sosok internal partai yang terlibat kudeta akan diproses. Mereka akan ditindak sesuai aturan yang berlaku.

“Masalah internal partai bukan concern publik. Itu bisa diselesaikan secara internal belakangan. Apa yang jadi concern publik adalah perilaku kekuasaan,” ujar dia.

Selain dari internal, upaya kudeta AHY sebagai Ketum Demokrat melibatkan pihak luar. Salah satu yang diduga terlibat Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko.

Baca: Gejolak Pro Kontra UU Omnibus Law, Ferdinand Hutahaean Mundur dari Demokrat

Baca: Nekat Maju Pilkada dari Demokrat, Djarot: Sanksi Tegas Menanti Akhyar

Sementara, Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko mengakui memang dirinya terlibat dalam isu kudeta tersebut. Namun, ia menegaskan kalau kasus tersebut tidak berkaitan dengan pemerintahan Presiden Jokowi.

Bersambung ke halaman 2…

“Dalam hal ini saya mengingatkan sekali lagi, jangan dikit-dikit Istana dan jangan ganggu Pak Jokowi dalam hal ini karena beliau dalam hal ini tidak tahu sama sekali,” kata Moeldoko di Jakarta, Senin (1/2/2021).

Moeldoko pun menegaskan, keterlibatan dalam politik Partai Demokrat merupakan langkah pribadi. “Itu urusan saya. Moeldoko ini. Bukan selaku KSP,” kata purnawirawan jenderal bintang empat itu.

Baca: Makan di Martabak Markobar, Gibran Berikan Kertas pada AHY, Isinya Mengejutkan

Baca: Ramai Jadi Perbincangan, Ini Analisa Gestur Presiden Jokowi dan AHY Saat Berjabat Tangan

Moeldoko mengakui bahwa ada sekelompok pihak di Partai Demokrat menemui di kediamannya. Ia tidak merinci kader maupun mantan kader yang menemuinya. Ia pun sempat berbincang dengan para tokoh Demokrat yang menemui dirinya.

Mantan Panglima TNI ini lantas merespons. “Saya sih sebetulnya prihatin melihat situasi itu. Karena saya juga bagian yang mencintai Demokrat,” ujarnya.

Moeldoko juga menduga isu penggulingan mengemuka setelah beredar foto pertemuan tersebut. Moeldoko pun tidak memasalahkan muncul pro-kontra.

“Kalau itu menjadi persoalan yang digunjingkan silakan aja. Gaya ga keberatan,” kata Moel.

Namun, Moel mengingatkan kalau kepemimpinan harus kuat agar tidak penuh curiga. Ia lantas menyindir kepemimpinan tidak boleh membawa perasaan.

“Saran saya ya, menjadi seorang pemimpin harus seorang pemimpin yang kuat. Jangan mudah baperan, jangan mudah terombang-ambing dan seterusnya. Ya kalau anak buahnya enggak boleh pergi ke mana-mana ya diborgol aja kali,” kata Moeldoko.

Baca: Wasekjend Demokrat Andi Arief Ditangkap karena Narkoba, Polisi Juga Temukan Kondom

Baca: AHY Terdepak, Sandiaga Uno Disebut Bayar Mahar ke PAN dan PKS Rp500 Miliar

“Berikutnya kalau ada istilah kudeta ya kudeta itu dari dalam, masa kudeta dari luar? Itu aja kira-kira penjelasan dari saya, teman-teman sekalian,” tutup Moeldoko.

Exit mobile version