Benteng Times

Ma’ruf Amin: Mahathir Usia 93 Tahun Jadi Perdana Menteri, Saya Juga Mestinya Berani

Cawapres Ma'ruf Amin saat menyampaikan sambutan dalam Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di MICC Medan, Selasa (20/11/2018).

MEDAN, BENTENGTIMES.com– Calon Wakil Presiden (cawapres) Nomor Urut 01 Ma’ruf Amin menanggapi pernyataan sebagian pihak yang menilainya terlalu uzur maju sebagai cawapres pada pilpres 2019 mendatang. Banyak yang bilang, ia terlalu tua untuk maju cawapres. Padahal, menurut WHO, kategori tua itu adalah 80 hingga 100 tahun.

“Sementara, saya masih 75 tahun,” ujar Ma’ruf yang disambut tepuk tangan ribuan jamaah pada Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, di Gedung MICC, Medan, Selasa (20/11/2018).

Pada acara yang digagas Relawan Jokowi-Ma’ruf Amin (Jamin Sumut) itu, ia menceritakan pengalamannya tatkala bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad.

“Saya ini ibaratnya masih setengah baya. Saat itu, saya berdiri di samping pak Mahathir, saya merasa lebih muda. Pak Mahathir dengan usia 93 tahun saja berani menjadi Perdana Menteri, maka saya yang 75 tahun juga mestinya berani,” ujarnya.

Cawapres Ma’ruf Amin memasuki lokasi acara Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di MICC Medan, Selasa (20/11/2018).

Ma’ruf mengatakan, kiprahnya selama ini di Majelis Ulama Indonesia (MUI), yakni bertujuan membangun bangsa Indonesia dari sisi kultural.

“Setelah saya diajak pak Jokowi menjadi Cawapres, saya ingin mengabdi kepada bangsa ini dari jalur struktural. Insya Allah,” ucapnya.

(Baca: Pilpres Bakal Seru, Jokowi-Ma’ruf Amin Pakai Strategi Total Football)

(Baca: Ditantang Debat Pakai Bahasa Inggris, Tak Diduga, Ini Jawaban Ma’ruf Amin)

Dukungan para ulama sebelum menjadi Cawapres, lanjut Ma’ruf, membuatnya semakin mantap maju menjadi calon orang nomor dua di Indonesia.

“Langkah saya ini juga memberikan semangat kepada santri, karena santri bisa jadi apa saja. Mulai dari saudagar santri, Wakil Gubernur seperti di Jateng, Cawapres seperti saya hingga Presiden seperti Gusdur. Insya Allah, ke depan ada yang menjadi Presiden dan itu harus santri dari Sumatera Utara,” katanya.

Ma’ruf juga menceritakan pengalamannya tatkala dahulu masih mengenyam pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah.

“Dahulu, ada orang yang sudah tua yang menanam bibit pohon dan ditegur. Orang yang menegur mengatakan, sebelum pohon itu tumbuh, orang yang menanam sudah wafat. Namun, orangtua itu bilang bahwa ia menanam pohon untuk generasi sesudahnya,” katanya.

Sambil berseloroh, Ma’ruf mengatakan ia bersama Capres Joko Widodo, sedang dan akan menyiapkan landasan untuk generasi millenial.

“Saya ini generasi zaman old, sedang menyiapkan sesuatu untuk generasi zaman now di 2024 agar bangsa ini bisa tinggal landas,” pungkasnya.

Tak sampai di situ, Ma’ruf menilai sosok Jokowi telah berhasil membuktikan pembangunan infrastruktur dan lainnya.

“Orang yang menafikan hal itu yang saya katakan budek dan tuli. Bukan budek dan tuli secara fisik, namun hati. Banyak orang yang salah paham dengan perkataan saya ini,” katanya.

Namun menurut Ma’ruf, meski banyak pihak yang mempermasalahkan statement budek dam tulinya itu, namun dukungan kepadanya terus berdatangan termasuk dari kaum penyandang disabilitas.

“Saya telah jelaskan itu bukan untuk saudara penyandang disabilitas. Alhamdulillah, saya mendapat dukungan dari para penyandang disabilitas di Kepri,” ujarnya.

(Baca: Ma’ruf Amin Tiba di Tanah Batak, Sapa Warga hingga Pimpinan Gereja)

(Baca: PDIP Targetkan Jokowi-Ma’ruf Amin Menang Total di Sumut)

Tak lupa di akhir sambutan, kepada hadirin pendamping Capres Petahana itu memohon doa restu untuknya.

Pada acara itu hadir Ustaz kondang Yusuf Mansur, mantan Gubsu Erry Nuradi, Walikota Medan Dzulmi Eldin dan Bobby Nasution, menantu Jokowi.

Exit mobile version