Pidato Jokowi Dipersoalkan, BaraJP: ‘Biar Ada Kerjaan si Fachri dan Sejenisnya’

Share this:
WESLI SIMANJUNTAK-BMG
Sekjen DPP Barisan Relawan Jokowi Presiden (BaraJP) Yayong Waryono sedang bermain Catur di Kantornya, Jalan Bhineka Raya Jakarta Timur, Rabu (8/8/2018).

JAKARTA, BENTENGTIMES.com– Pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) di hadapan ribuan relawannya saat Rapat Umum Relawan Jokowi di Sentul International Convention Center (SICC) Bogor Jawa Barat, Sabtu (4/8/2018) lalu, rupanya menjadi bahan perbincangan bahkan menjadi viral di sosial media (sosmed), terutama di kalangan politisi yang selama ini kerap sekali tampak berseberangan dengan Jokowi.

Bahkan organisasi masyarakat sipil di Yoyakarta, Indonesian Court Monitoring (ICM) dikabarkan mengadukan Jokowi ke empat lembaga negara sekaligus yaitu Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Kepolisian Republik Indonesia (Polri), dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

“Nggak heran, apapun yang diucapkan dan dilakukan Presiden Jokowi akan menjadi perhatian mereka. Apalagi ada dikasi ‘berantem’, itu menjadi kesempatan bagi mereka. Tapi biarlah, biar ada kerjaan orang-orang seperti Fachri Hamzah dan Ferdinand Hutahaean dan sejenisnya,” ujar Sekjen BaraJP Yayong Waryono, ketika ditemui BENTENGTIMES.com, di kantornya, Jalan Bhineka Raya Cawang Baru Jakarta Timur, Rabu (8/8/2018).

Yayong menjelaskan, dirinya tak mengkhawatirkan persepsi masyarakat atau tingkat keterpilihan (elektabilitas) Jokowi akan menurun.

“Ngga lah, masyarakat kan sekarang sudah pintar. Dengan kecanggihan teknologi jaman now, pidato lengkap Presiden Jokowi itu kan bisa diakses langsung di Facebook ataupun di Youtube. Aku malah mengkhawatirkan persepsi masyarakat yang hobbynya suka plintir, terus komentar sana-sini lalu dipolitisir yang akan menurun. Kasihan partai dan tuannya. Masih sekelas itu permainannya,” sindir Yayong.

Yayong mengibaratkan politik itu seperti permainan catur. Ia menyebut, para pakar hanya kalah bukan hanya karena strategi namun ketika ada kesilapan.

“Pemain hebat itu sedang dengan kesabaran bertahan dan selama ini diserang terus. Sesekali menyerang tapi bisa membahayakan posisi lawan. Yah.. kita main catur saja yuk,” ajak Yayong yang memang gemar bermain catur itu.

(Baca: Ini Tujuh Tekad Relawan Jokowi Jelang Pemilu dan Pilpres 2018)

(Baca: Rapat Umum Relawan Jokowi, 35.000 Orang Tumpah Ruah Padati SICC Bogor)

Dalam pidatonya, Presiden Jokowi sebelumnya mengingatkan agar tidak membangun permusuhan, namun tidak takut jika relawannya diajak ‘beramtem’.

“Berantem itu maksudnya, lawan hoax, penebar kebencian, pembuat isu SARA yang memecah bangsa, dengan data dan fakta. Makanya, Presiden bilang digaris bawahi. Kecuali kayak Ferdinand Hutahaean dan Fachri Hamzah mereka ngerti itu. Tapi mereka kan dapat sesuatu dengan memplintir digaris bawahi tadi. Ntar kalau ndak digituin yah mereka dapat apa dari tuannya, hayo?” kata Yayong.

(Baca: Ini 5 Cawapres Jokowi Versi PDIP dan 4 Nama Versi Relawan)

(Baca: Bagi Maruarar Sirait, Ini Sosok Ideal Pendamping Jokowi)

Sebelumnya, Partai Demokrat melalui Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum Ferdinand Hutahaean mendesak Presiden Jokowi meminta maaf terkait pidatonya.

“Ferdinand bisa diterima oleh Demokrat karena BaraJP dan tentunya Jokowi. Jadi kalau menyerang BaraJP, seperti kacang lupa kulitnya,” tandas Yayong.

Share this: