Benteng Times

PDI Perjuangan Kuasai 60 Persen Pilkada Kabupaten/Kota

Ketum PDIP Megawati Soekarno Putri dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

JAKARTA, BENTENGTIMES.com – Hasil hitung cepat pilkada sudah selesai dihitung. Dari hasil tersebut ada lima kandidat yang diusung dan didukung oleh PDI Perjuangan yang kalah.

Di Pilgub Jawa Barat duet cagub TB Hasanuddin-Anton Charliyan hanya menempati posisi buncit di beberapa penghitungan lembaga survei. Begitu pula di Sumatera Utara, duet Djarot-Sihar Sitorus juga kalah.

Di Jawa Timur Gus Ipul-Puti juga kalah dari Khofifah-Emil Dardak, begitu juga di Kalimantan Timur, Kalimantan Barat dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

(BACA: Ini Gubernur Baru di Indonesia Versi Quick Count)

PDI Perjuangan hanya menang di Pilgub Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Bali serta Maluku. Menanggapi hal tersebut Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira mengatakan hasil yang sudah diraih partainya tidak mengecewakan karena ada sejumlah daerah yang calon usungan PDI Perjuangan meraih kemenangan versi quick count.

Dia juga mencontohkan adanya calon usungan PDI Perjuangan yang meraih hasil cukup baik meski sedang menghadapi masalah hukum.

“Ini tidak mengecewakan ada yang kalah, ada yang menang. Di Jateng, Bali, Sulsel, calon yang diusung oleh PDI Perjuangan menang. Contohnya, apa yang terjadi di NTT, meskipun calon yang diusung oleh PDIP Marianus Sae dan Emi Nomleni kalah, berada di urutan 2. Namun hasil ini tidak buruk untuk partai, karena dengan kejadian OTT terhadap cagub Marianus, Emi yang adalah kader partai, harus fight sendiri didukung oleh kader struktur, tokoh. Hasilnya tidak buruk,” ujar Andreas.

Sementara Partai Gerindra dan PKS juga keok dari hasil beberapa hitung cepat. Gerindra dan PKS mengusung calon gubernur-calon wakil gubernur yang sama di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Hasilnya, tiga pasangan cagub usungan Gerindra-PKS sama sekali tak meraih kemenangan.

Untuk Jawa Barat, Gerindra dan PKS mengusung pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu. Pasangan nomor urut tiga di Pilgub Jawa Barat 2018 itu menempati urutan kedua di bawah Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum.

Di Jawa Timur, Gerindra dan PKS ikut mengusung Saifullah Yusuf (Gus Ipul)-Puti Soekarnoputri. Pasangan itu kalah dari Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak.

Sementara di Jawa Tengah, Gerindra-PKS merupakan dua partai pengusung Sudirman Said-Ida Fauziyah. Mereka harus mengakui keunggulan pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin.

Calon-calon yang diusung dan didukung partai Gerindra hanya menang di Sumatera Utara, Kalimantan Timur dan Maluku. Sementara PKS menang di pilgub Sumatera Utara, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur NTB dan Sulawesi Selatan.

Sementara di tingkat kabupaten kota, dari total 154 Kabupaten kota, Hasto menyebut partainya berpartisipasi di 152 daerah. Dan dari 152 daerah yang diikuti, PDI Perjuangan menang di 91 daerah dan kalah di 59 daerah, atau dengan menang 60 persen.

Ditinjau dari kader yang terpilih di 91 daerah yang menang, kader yang menjadi kepala daerah 33 orang dan wakil kepala 38 orang.

“Kemenangan PDI Perjuangan berada di tingkat kabupaten kota. Yang menggembirakan jumlah kader partai yang terpilih semakin banyak. Dengan demikian tolok ukur yang paling riil dalam pilkada ditentukan oleh jumlah kader yang berhasil menjabat sebagai kepala dan wakil kepala daerah, sebagai buah dari proses pendidikan politik kader,” ujar Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.

Selain itu, Hasto mengatakan penyelenggaraan Pilkada membuktikan PDI Perjuangan tetap memegang teguh komitmen politik berkeadaban. Karena menurutnya, menang atau kalah dalam pilkada bukanlah kiamatnya demokrasi.

Lebih lanjut, fokus utama partai berlambang banteng moncong putih itu adalah persiapan pileg dan pilpres.

“Kami selalu ingat pesan Ibu Megawati bahwa menang dan kalah hanya 5 tahun. Kalah kita perbaiki diri dan menang jangan korupsi sehingga keadaban jangan dikorbankan karena Demokrasi harus menjadi ukuran peradaban politik Indonesia,” kata Hasto.

“Jumlah kader yang menjadi kepala dan wakil kepala daerah PDI Perjuangan telah meningkat secara signifikan dari 214 pada 5 tahun sebelumnya, menjadi 345 orang. Prestasi dan kinerja para kader ini yg akan menjadi wajah partai dalam memenangkan pileg dan pilpres. Pileg dan Pilpres di depan mata, disitulah konsentrasi utama kami saat ini,” tukasnya.

Exit mobile version