Benteng Times

Ferdinand Hutahaean, Eks Bara JP yang Walk Out di Pidato Jokowi saat Rapimnas Demokrat

Ferdinand saat bertemu Jokowi dahulu.

JAKARTA, BENTENGTIMES.com – Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat (PD) Ferdinand Hutahaean melakukan aksi walk out ketika Presiden Jokowi pidato di Rapimnas partainya. Rupanya Ferdinand dulunya adalah relawan pendukung Jokowi di Pilpres 2014.

“Iya betul (dulu aktif di Bara JP),” kata Ferdinan saat dikonfirmasi, Selasa (13/3/2018), seperti dilansir dari detik.com.

Bara JP merupakan kependekan dari Barisan Relawan Jokowi Presiden. Ferdinand ikut dalam aksi membentangkan 1.161 spanduk dukungan untuk Jokowi pada 4 Mei 2014. Spanduk-spanduk itu dibentangkan dari Balai Kota DKI Jakarta menuju Istana Kepresidenan Jakarta. “Nah, itu dulu saya terlibat,” ujar Ferdinand.

Selain di Bara JP, Ferdinand juga merupakan Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia. Ferdinand pun pernah mengusulkan agar Jokowi me-reshuffle Menteri ESDM Sudirman Said dan Menteri BUMN Rini Soemarno dalam sebuah diskusi tentang 100 hari pemerintahan Presiden Jokowi pada 28 Januari 2015. Sudirman Said memang kini sudah tak menjabat lagi sebagai Menteri ESDM.

Ferdinand kini mengaku kecewa dengan Jokowi yang dinilainya tak menepati janji setelah menjadi Presiden RI. Ferdinand akhirnya masuk Partai Demokrat pada Mei 2017 setelah Pilgub DKI Jakarta.

“Saya ingin membantu Demokrat yang corak partainya cocok dengan saya. Demokrasinya hidup. Nasionalis tulen dan religius. Itu membuat saya memutuskan masuk Demokrat meski banyak partai mengajak saya untuk bergabung sebelumnya,” kata Ferdinand.

Ferdinand akhirnya memilih sikap walk out saat Jokowi berpidato di Rapimnas Partai Demokrat pada Sabtu (10/3) lalu.

Meski melakukan aksinya diam-diam, dia kemudian mencuitkan lewat akun twitter @LawanPolitikJKW.

“Saya juga melakukannya dengan diam dan tidak teriak-teriak dan juga tidak memprovokasi yang lain, dan murni saya lakukan secara pribadi. Kalau kemudian menjadi ramai, ya itu juga bagian dari dinamika demokrasi,” ujar Ferdinand.

Exit mobile version