Benteng Times

JR-Ance, Pasangan Baja yang Lahir dari Proses Kegetiran

Pasangan bakal calon Gubernur-Wakil Gubernur Sumatera Utara JR Saragih-Ance Selian.

MEDAN, BENTENGTIMES.com – Banyak tokoh-tokoh penting di negeri ini yang menduduki jabatan tinggi yang berasal dari keluarga yang ekonominya sulit, tinggal jauh di pelosok desa tertinggal. Namun, semua kesulitan itu berhasil dalalui dan akhirnya mendapatkan tempat istimewa di Negara ini.

Sama halnya dengan pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur Sumatera Utara Jopinus Ramli Saragih-Ance Selian. Pasangan ini telah melalui kehidupan yang begitu getir, hidup dalam kemiskinan, menjadi buruh kasar untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup dan bersekolah.

JR Saragih, biasa ia disapa, berhasil menjadi seorang tentara berkat kegigihannya yang akhirnya mendapatkan simpati dari para anggota TNI dimana ia bekerja sebagai buruh galian pasir di Puskopad (Pusat Koperasi Angkatan Darat).

Dia terpaksa bekerja sebagai buruh kasar karena tidak memiliki biaya untuk bersekolah di Jakarta. Sebelumnya, sejak SD dan SMP, dia bersekolah di kampung halamannya, di Pamatang Raya, Kabupaten Simalungun dan di Kabupaten Karo. Di sana pun, ia tetap hidup mandiri karena sejak usia 1 tahun dia sudah ditinggal mati ayahnya dan ia harus tinggal dengan neneknya, Tapi br Purba di Pamatang Raya.

(Baca: Anda Perlu Tahu Biar Jangan Asal Pilih)

Di Puskopad, karena sering bergaul dengan para tentara, JR Saragih pun sering ikut latihan menembak dan akhirnya dia terpilih sebagai atlet menembak dan prestasi inilah yang memuluskan karirnya terjun ke militer.

Lulus dari SMA, JR Saragih mengikuti tes Akademi Militer dan dia diterima sebagai taruna di kampus Akademi Militer (Akmil) di Lembah Tidar, Magelang, Jawa Tengah, yang dibiayai oleh negara. JR Saragih menamatkan pendidikan militernya pada tahun1990-an.

Dari pendidikan militer di kawasan Lembah Tidar (Kampus AMN), JR Saragih berhasil membawa pulang pangkat Letnan Dua TNI AD. Berikutnya, ia masuk pendidikan lanjutan ke kampus. Selepas pendidikan selesai, JR Saragih langsung bertugas di lingkungan Polisi Militer Angkatan Darat (POMAD). Ia ditugaskan sebagai Dansubdenpom/Purwakarta, Jawa Barat.

Karirnya kian cemerlang dengan dipercaya sebagai Dandenpomjuga menjadi salah seorang personel elite Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres).

Pada tahun 2000, JR ditugaskan sebagai Komandan Sub Detasemen Polisi Militer (Dansubdenpom) di Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat (Jabar). Di sana, JR memulai usaha klinik kesehatan. Usaha ini pun terus berkembang dan akhirnya berdirilah Rumah Sakit Efarina (Etaham) di Purwakarta. Ini adalah cikal bakal perkembangan bisnisnya.

JR kemudian mengembangkan bisnisnya dengan membuka Akademi Keperawatan Efarina Etaham yang juga berada di Purwakarta, diikuti dengan membuka Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kesehatan. Di Brastagi, Kabupaten Karo dan di Provinsi Riau, dia juga mendirikan Rumah Sakit Efarina Etaham. Di tahun-tahun selanjutnya, JR juga membuka Universitas Efarina di kampung halamannya, Pamatang Raya dan di Kota Pematangsiantar.

Menjadi seorang pengusaha sukses, JR mengembangkan sayap di dunia politik. Keputusan ini pun memaksanya meninggalkan karir militernya. Dia pun pensiun dengan pangkat terakhir Letnan Kolonel.

Pada PilkadaSimalungun tahun 2010, JR Saragih maju berpasangan dengan Hj Nuriaty Damanik. JR pun menang dan terpilih menjadi Bupati Simalungun periode 2010-2015.

JR Saragih semakin serius menjalankan karirnya di politik. Dia kembali ikut bertarung di Pilkada Simalungun berikutnya, berpasangan dengan Amran Sinaga. Dan, mereka menang dan jadilah JR Saragih menjadi bupati periode selanjutnya.

Tak sampai di situ, JR semakin serius dengan ikut dalam kontestasi Pilkada Sumatera Utara. Selaku Ketua DPD Partai Demokrat Sumatera Utara, dia diusung oleh partai berlambang mercy tersebut berpasangan dengan Ance Selian yang merupakan Ketua DPD PKB Sumatera Utara.

Lalu, siapakah Ance Selian ini? Ya, sama seperti JR Saragih, Ance Selian juga berasal dari sebuah kampung yang jauh dan terpencil di Gunung Tua, Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta), 1 Maret 1964 silam.

Dia adalah sosok yang kalem. Pendidikannya dihabiskan di pesantren. Dia juga dibesarkan dan aktif bersama Nahdatul Ulama.

Pendidikan anak pensiunan tentara ini penuh terkonsentrasi dengan sentuhan agama. Di tingkat Sekolah Dasar hingga Aliyah, dia berada di pondok pesantren dan gelar sarjana dia peroleh dari Fakultas Dakwah IAIN Sumut.

Kemudian, ia memutuskan hijrah ke kota Medan tahun 1987 dan diterima menjadi mahasiswa di IAIN Sumut. Demi kuliah dan mempertahankan hidup, dia rela mengerjakan apa saja. Bahkan, dia sempat ikut menjadi pengangkut sampah di Dinas Kebersihan Kota Medan, bahkan pernah menjadi supir serap taksi.

Namun ia tetap memberikan waktunya untuk aktif sebagai aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

Karena keseriusannya sebagai pengangkut sampah di Kota Medan, Ance Selian pun tercatat sebagai tenaga honorer hingga akhirnya diangkat menjadi PNS Pemko Medan. Namun akhirnya sekitar tahun 2012 dia tinggalkan karena memilih sebagai wiraswasta.

Dia tahu gaji PNS saat itu sangat lah kecil, sedangkan keluarga yang harus dia bantu sangat banyak. Jadi perlu biaya yang banyak juga. Maka, dia memutuskan meningggalkan PNS dan menjadi wiraswasta.

Menjadi wiraswasta, dia mengembangkan sayapnya ke dunia politik dan berhasil duduk menjadi anggota DPRD Sumatera Utara periode 2009-2014. Namun, walau telah menjadi pengusaha dan politisi, dia masih tetap peduli urusan santri.

Karena kecintaannya ini, Ance Selian dinobatkan menjadi tokoh peduli Santri di Sumut dan tokoh peduli kitab Kuning. Kesehariannya, dia tetap dekat dengan pesantren dan ulama.

Sebagai orang pergerakan dia menjadi aset berharga bagi Nadhatul Ulama (NU) Sumut, yang dalam berbagai kegiatan dia selalu ikut aktif. Bahkan ketika NU membentuk PKB, Ance Selian pun diamanahkan ummat untuk ikut mengurusi rumah besar kaum Nahdliyin itu.

Ance Selian terpilih pertama kali pada Muswil IV menjadi Ketua DPW PKB Sumut untuk priode kepengurusan 2012-2016. Kemudian pengangkatan kembali untuk priode 2016-2021. Priode ini tidak berdasarkan hasil Muswil, tapi berdasarkan pengangkatan dan penetapan DPP PKB, atas penilaian dan keseriusan kinerja priode berjalan.

Di bawah kepemimpinan Ance Selian, PKB Sumut berkembang pesat menjadi salah satu partai yang mulai diperhitungkan. Dia berhasil menempatkan kader-kadernya di DPRD Kabupaten/Kota, DPR RI dan kini mendudukkan tiga kadernya di DPRD Sumut. (md/berbagai sumber)

Exit mobile version