Benteng Times

Bobroknya Federasi Sepakbola Argentina: Sarang Korupsi

Fans Argentina menangisi timnya yang kalah oleh Prancis di babak perdelapanfinal Piala Dunia Rusia.

RUSIA, BENTENGTIMES.com – Saat melihat gawang Tim Nasional Argentina kebobolan untuk yang keempat kalinya, Lionel Messi hanya bisa menutup wajah. Ekspresi Messi hanya satu dari wujud kesedihan yang ditunjukkan oleh penggawa Argentina.

Masih ada pelatih Jorge Sampaoli yang memegang dahi, Sergio Aguero berkacak pinggang dan Nicolas Otamendi yang tertunduk lesu.

(BACA: Ayah Pemain Ini Diculik Bandit saat Menghadapi Argentina)

Kekalahan dari Prancis di babak 16 besar Piala Dunia 2018, Minggu (30/6/2018) dini hari WIB, tak hanya membuat Argentina gagal melaju ke perempat final, tapi juga mencoreng wajah sepak bola mereka. Sampaoli lantas menjadi korban. Akibat kekalahan tersebut, ia dinilai tak lagi pantas menjadi pelatih.

Buruknya Sampaoli semakin bisa dibuktikan oleh ketidakmampuannya memimpin tim. Blunder Willy Caballero saat bersua Kroasia dan tak adanya tindakan nyata dari Sampaoli jadi bukti bagaimana ia tak punya jiwa kepemimpinan.

Selain Sampaoli, Messi juga jadi korban. Sebagai kapten, Messi terlihat tak pernah percaya diri. Tak ada sorak pembangkit semangat yang bisa ia berikan.

(BACA: Argentina Kalah, Fans Lionel Messi Bunuh Diri)

Melihat kacamata yang lebih luas, kesalahan rasanya layak dibebankan kepada Asosiasi Sepakbola Argentina (AFA). Seperti yang dikatakan oleh jurnalis Independent, Ed Malyon, bobroknya federasi mereka adalah sumber terbesar kegagalan Argentina di Piala Dunia 2018.

Di balik segala prestasi yang menyambangi Argentina, AFA dikenal sebagai organisasi yang korup. Di sana, orang memburu uang sebanyak-banyaknya. Dari sana pula, orang mencari harta karun yang terpendam.

Korupsi di AFA sebenarnya bukan barang baru. Masalah tersebut bahkan telah dimulai hampir 40 tahun lalu, saat Julio Grondona dilantik sebagai presiden. Oleh Grondona, AFA bak mesin yang tak henti-hentinya berputar mengeluarkan uang.

Menurut Economist, kekayaan pejabat AFA 12 tahun lalu setara dengan pejabat pemerintahan. Mereka juga menyebutkan bahwa tingkat kekayaan pejabat AFA bisa tumbuh lebih dari 200% dibandingkan sebelum mengisi struktural.

Grondona mangkat pada 2014 silam. Sebagai penerus, terpilihlah Luis Segura. Sosok ini tak lebih baik ketimbang Grondona karena satu tahun setelah terpilih, ia dipenjara karena tertangkap basah terkena masalah korupsi.

Korupsi hanyalah masalah kecil di AFA. Lebih dari itu, sebagai federasi, mereka tak piawai mengurus beragam hal. Semua hal yang punya sangkut paut dengan AFA, dikenal tak pernah bersih dan beres.

AFA dikenal sebagai federasi yang mata duitan. Mereka dikenal punya match fee paling mahal dibandingkan tim nasional lainnya. Apabila match fee tersebut bisa ditebus, tak peduli di mana laga digelar, mereka akan datang.

Tak berhenti sampai di sana, AFA tak punya sistem pemberdayaan pemain muda yang terstruktur. Banyak bakat di Argentina yang terbuang karena AFA tak bisa membuat kesebelasan yang bernaung di bawahnya punya sistem pendidikan usia dini yang mumpuni.

Kompetisi usia muda di Argentina memang berjalan setiap tahunnya. Namun, tak banyak kesebelasan yang memutuskan untuk ikut serta karena mahalnya biaya operasional dan jadwal yang kadang tak jelas.

Buruknya tata kelola tim usia muda di Argentina akhirnya berdampak ke tim nasional. Dari 23 pemain yang dipanggil untuk berpartisipasi di Piala Dunia 2018, hanya ada dua nama yang berusia di bawah 23 tahun.

Masalah AFA semakin tercermin dari keterlibatan mafia di dalamnya. Mafia terbesar Argentina, Barra Brava, bahkan dikenal punya pengaruh, baik yang berhubungan dengan kompetisi maupun terhadap pemain yang dipanggil oleh tim nasional.

Dampak dari banyaknya mafia di belakang AFA adalah keberadaan sponsor. Citra buruk mereka membuat sponsor enggan datang. Pada akhirnya, masalah tersebut berdampak pada kondisi finansial yang tak pernah sehat.

Pada akhirnya, semua masalah tersebut berdampak ke Argentina. Dua kali kegagalan Argentina melakoni uji tanding jelang Piala Dunia 2018 terjadi akibat buruknya manajemen AFA. Tak adanya pengubah nasib mereka di Piala Dunia 2018 karena mereka tak mempersiapkan tim dengan sebaik-baiknya.

Bagi orang awam, Sampaoli dan Messi adalah borok yang menyebabkan Argentina ditendang dari Piala Dunia 2018. Bagi orang dalam, penyebab kegagalan Argentina di Piala Dunia 2018 hanya satu: AFA.

Exit mobile version