Doa Umat Katolik dari Desa Sirumbia di Minggu Palma untuk Saudara Korban Bom Makassar

Share this:
BMG-ERIANTO PERANGIN-ANGIN
Kebaktian Minggu Palma di Gereja Katolik St Scolastika Desa Sirumbia, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo.

KARO, BENTENGTIMES.com – Minggu Palma merupakan hari raya umat Katolik yang menandakan awal pekan suci menjelang kebangkitan Yesus Kristus. Peringatan ini menjadi momen untuk mengenang kesengsaraan Yesus yang diawali dengan mengarak-arak Yesus ke Yerusalem.

Seluruh umat Katolik di dunia mendatangi gereja dengan daun palem di tangannya. Perayaan ini dikenal dengan Minggu Palma. Menurut Alkitab, pengikut Yesus melambari jalan di Yerusalem dengan daun palem, sebelum Yesus memasuki wilayah tersebut. Mengalasi jalan dengan daun palem adalah kebiasaan yang dilakukan bagi orang yang berkedudukan tinggi di zaman itu.

Baca: Teror Bom Makassar, Polisi Tangkap Empat Terduga Teroris

Baca: Moria GBKP Gugung Rayakan Paskah Bersama Pemulung, Anak Jalanan, Tukang Becak

Fransiscus Perangin-angin, SPd, salah satu umat Katolik yang juga pengurus Gereja Katolik St Scolastika Desa Sirumbia, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo mengatakan yang ditemui di sela-sela kebaktian di St Scolastika, Minggu (28/3/2021) menjelaskan, dalam tradisi gereja Katolik, perayaan Minggu Palma ini adalah sebuah peristiwa iman yang sangat istimewa karena sebagai pembuka pekan suci sebelum Yesus mati dan bangkit dari kematian di kayu salib.

“Dari sejarah yang saya dengar, cabang pohon palem juga menjadi tanda kemenangan di zaman Romawi, sehingga mereka melambaikan daun palem untuk merayakan kemenangan. Masuknya Yesus Kristus ke kota suci Yerusalem adalah hal yang istimewa, sebab terjadinya sebelum Yesus mati dan bangkit dari kematian. Itulah sebabnya Minggu Palma disebut pembuka pekan suci, yang berfokus pada pekan terakhir Yesus di Kota Yerusalem,” jelasnya.

Dijelaskan, Yesus tiba di Yerusalem dengan mengendarai keledai, yang dianggap sangat simbolis dengan perdamaian, sementara saat itu kuda identik dengan perang.

Fransiscus mengatakan, dalam peringatan Minggu Palma ini, umat diajak untuk merenungkan kisah sengsara Tuhan Yesus.

“Bila kita renungkan betapa penderitaan kita belum ada apa-apanya. Iman saya sangat rapuh, setiap ada masalah di kehidupan ini, seperti di pekerjaan, rumah tangga, keluarga, saya langsung menyendiri, mengandalkan pikiran sendiri, seakan-akan saya merasa penderitaan saya yang paling berat di dunia ini. Bahkan kadang saya ragu akan kehadiran Tuhan ke dalam kehidupan saya di saat saya membutuhkannya. Saya merasa Tuhan menjauh dari saya,” ujarnya.

Dia mengatakan bahwa sebenarnya dirinya belum mampu untuk membawa daun palem ini ke rumah. Tapi, dia berdoa semoga berkat Kristus mengalir di kehidupannya dan untuk ke depan iman semakin dikuatkan untuk menjalani lika-liku, suka-duka kehidupan ini bersama Kristus, sehingga semakin dikuatkan.

Baca: Berikut Daftar Korban Bom Makassar, Dirawat di RS Akademis

Baca: Jokowi-Iriana Hadiri Perayaan Paskah Nasional di Samosir

“Dan, di kesempatan ini saya ucapkan salam untuk seluruh umat Katolik sedunia di perayaan Minggu Palma. Dan saya dengar ada pengeboman di Greja Katedral Makassar, ada korban jiwa, semoga korban selamat dan semoga kita semua cinta damai di dunia ini antara sesama manusia, karena kematian tanpa dicari pun pasti akan tiba masanya. Maka, mari kita semua berdoa untuk saudara kita yang menjadi korban,” ujarnya.

Share this: