Hasil Rapid Test Reaktif, 2 Warga Nias Diisolasi, Bupati Nias: Tunggu Hasil Sampel Lab

Share this:
BMG-ADI LAOLI
Bupati Nias sekaligus ketua gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Sokhiatulo Laoli saat menggelar konferensi pers terkait dua orang warga Nias reaktif Covid-19 yang diisolasi di RSUD Gunungsitoli.

NIAS, BENTENGTIMES.com – Melalui rapid test, dua orang warga Desa Tagaule, Kecamatan Bawolato, Kabupaten Nias, dinyatakan reaktif Covid-19. Keduanya pun diisolasi di RSUD Gunungsitoli.

Selanjutnya, tim gugus tugas percepatan penanganan virus corona (Covid-19) Kabupaten Nias mengirimkan sampel swab ke laboratorium RSUP Adam Malik Medan untuk dilakukan tes Polymerase Chain Reaction (PCR).

BACA: 1.802 KK Warga Kurang Mampu dan 504 Rohaniawan di Kabupaten Nias Dapat Bantuan

Bupati Nias sekaligus Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sokhiatulo Laoli pada konferensi persnya di lobi kantor Bupati Nias, Selasa (12/5/2020) mengatakan bahwa memang dari hasil rapid test, kedua orang itu reaktif. Untuk memastikan, gugus tugas telah mengirim sampel swab untuk tes PCR di RS Adam Malik Medan.

Diketahui, sebelumnya 7 orang warga Desa Tagaule, Kecamatan Bawolato, Kabupaten Nias menjalani rapid test setelah satu orang lainnya yang masih satu keluarga meninggal dunia secara mendadak pada Sabtu (9/5/2020) lalu.

“Meskipun kedua orang itu reaktif Covid-19, tidak serta merta keduanya dikategorikan terpapar virus corona. Kita tunggu saja hasil pemerikansaan swab dan tes PCR, 5 sampai 7 hari ke depan sudah bisa diketahui,” terangnya.

Selain reaktif Covid-19, satu keluarga yang berjumlah tujuh orang itu, dari hasil diagnosa positif demam berdarah, namun karena hasil rapid test dua orang menunjukan reaktif Covid-19, gugus tugas Kabupaten Nias tetap melakukan prosedur layaknya penanganan pasien Covid-19.

Menurut Sokhiatulo, beberapa alasan masih diragukan kedua orang itu reaktif Covid-19, antara lain dilihat dari riwayat satu keluarga ini belum pernah melakukan kontak dengan orang yang diduga terpapar. Begitu juga dari data penyebaran Covid-19 di wilayah Kabupaten Nias, baik yang OTG, ODP maupun yang PDP di daerah itu belum ada, dan dari diagnosa dokter yang sudah pasti adalah penyakit demam berdarah dangue (DBD).

Kemudian, gejala yang dialami oleh satu keluarga yang berjumlah tujuh orang itu dan satu orang lainnya yang sudah meninggal tidak menunjukan gejala positif Covid-19, seperti batuk, sesak nafas, flu, demam tinggi. Sementara gejala yang dialami oleh ketujuh orang itu hanya demam, mual dan muntah.

Selanjutnya, dari pengalaman di beberapa daerah lain, hasil rappid test positif Covid-19, namun setelah dilakukan pemeriksaan swab dan Polymerase Chain Reaction (PCR) ternyata hasilnya negatif.

“Namun demikian tetap kita tangani dengan baik, dan telah menugaskan para dokter dan paramedis untuk meneliti kedua orang itu secara khusus sesuai dengan prosedur pemeriksaan Covid-19,” bebernya.

BACA: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga: Di Tengah Pandemi Covid-19, Penyakit Ternak Landa Nias

Sokhiatulo berharap agar tidak berkembang informasi yang simpang siur, dan bahkan membuat cemas masyarakat luas. Karena saat ini, sambil menunggu hasil swab PCR dari RS Adam Malik Medan, gugus tugas Kabupaten Nias telah melakukan tahapan-tahapan sebagaimana penanganan Covid-19, yakni lima orang yang dinyatakan negatif dilakukan isolasi di rumahnya, sementara dua orang yang menunjukan reaktif COVID-19 diisolasi di RSUD Gunungsitoli.

“Masyarakat jangan cemas, karena menurut pengalaman dan informasi di daerah-daerah lain hasil rapid test ini tidak sepenuhnya akurat. Kepastiannya kita tunggu hasil swab PCR dari Medan, nanti kalau sudah turun hasilnya kami segera menyampaikan informasi itu,” terangnya.

Share this: