Benteng Times

Ada Misi Kemanusiaan Sehingga Didirikanlah Klinik Pratama Flora dan Yayasan Anak Bangsa

Penasehat Yayasan Anak Bangsa Sumatera Utara Asman R Karo-Karo MM didampingi Kadis Kesehatan Karo drg Irna Safrina Sembiring Meliala MKes, pengawas Yayasan Tomas Sinuhaji, Ketua Yayasan Erianto Perangin-angin dan perwakilan Negeri beserta rombongan saat melakukan pengguntingan pita.

KARO, BENTENGTIMES.com – Klinik Pratama Flora dan Yayasan Anak Bangsa Sumatera Utara merupakan yayasan yang membidangi sebuah kegiatan ataupun proses untuk membantu para penderita yang mempunyai penyakit serius atau cacat yang memerlukan pengobatan medis untuk mencapai kemampuan fisik psikologis dan sosial yang maksimal.

BACA: Semangat Menyelamatkan Generasi Muda dari Bahaya Narkoba

Demikian disampaikan Erianto Peranginangin selaku Ketua Yayasan Anak Bangsa pada peresmian yang bertempat di Jalan Letjen Jamin Ginting Kabanjahe, Kabupaten Karo, Kamis (28/2/2019) sekira pukul 10.00 WIB.

Acara ini turut dihadiri Wakil Bupati Cory Sebayang, Drs Agustin Pandia, Sekda Karo Drs Kamperas Terkelin Purba, perwakilan dari Kejari yang diwakili Ricardo Simanjutak, Kepala Dinas Kesehatan drg Irna Safrina S Meliala MKes, Kepala Dinas Perhubungan Gelora Fajar Purba, Camat Kabanjahe Frans Leonardo Subakti,Kepala BNN Karo AKBP Heppi Karo-karo, perwakilan dari Polres Tanah Karo KBO Ipda Hendrik Tarigan, Pdt Masada Sinukaban MSi serta undangan lainnya.

Acara dibuka dengan doa bersama yang dipimpin Pdt Masada Sinukaban MSi, kemudian pemukulan gong oleh Drs Asman Karo-karo MM dan dilanjutkan pengguntingan pita oleh Kepala Dinas Kesehatan.

Drs Asman Karo-karo MM selaku pemilik lahan menuturkan bahwa dulunya ini merupakan rumah sakit yang sekitar 5 tahun sudah tidak beroperasi lagi, dikarenakan kondisi umur dan kesehatannya tidak lagi memungkinkan.

Sehingga, timbul pemikiran dengan Kepala Dinas Kesehatan Kab Karo drg Irna Safrina S Meliala MKes untuk membuat Klinik Pratama yang bekerjasama dengan BPJS. Dan, yang kedua, timbul pemikiran dengan teman-teman anak bangsa, maka dibuat lah yayasan untuk rehabilitasi narkoba.

BACA: BNN: Sumut Provinsi Kedua Tertinggi Peredaran Narkoba

“Karena selama ini anak-anak kita yang ada di Kabupaten Karo, sudah dikirim ke Deli Serdang. Dan, ini kita upayakan di sini saja supaya cost (biaya) tidak terlalu besar,” ujarnya.

Sementara Kepala BNN Karo AKBP Heppi Karo-karo menjelaskan bahwa BNN (Badan Narkotika Nasional) berperan sebagai pemangku tugas untuk menyelamatkan anak bangsa yang salah satunya adalah rehabilitasi penyalahgunaan narkoba maupun pencegahan.

“Pemerintah tidak mampu menangani korban-korban penyalahgunaan narkoba sendirian tanpa bantuan masyarakat dan lembaga swasta. Untuk itu saya berterima kasih sekali kepada Yayasan Anak Bangsa ini yang sudah berperan aktif dan ikut menanggung sebagian tugas pemerintah untuk menyelamatkan anak bangsa, terkhusus rehabilitasi, baik itu rehabilitasi medis maupun rehabilitas sosial,” ucapnya.

Dikatakan bahwa Yayasan Rehabilitasi Anak Bangsa ini sudah mengambil sebagian tugas BNN yang sebenarnya, karena selama ini BNN tidak mempunyai pusat rehabilitasi di Kabupaten Karo dan BNN cukup kewalahan.

“Dalam artian, setiap kita melakukan tindakan pencegahan dalam hal penangkapan misalnya, apabila seseorang itu tidak cukup bukti sesuai dengan surat edaran Menteri Bersama maupun Undang-Undang Nomor 33 tahun 2009 tentang narkotika, selama ini kita tahan(penjara),” ujarnya didampingi oleh KBO Ipda Hendrik Tarigan.

Sementara, Ketua Yayasan Rehabilitasi Anak Bangsa Erianto Perangin-angin mengatakan bahwa pembentukan yayasan ini diawali dari misi kemanusiaan dan kepedulian dari pemilik lahan dan gedung, pembina dr Fadli, pengawas Tomas Sinuhaji, dari BNN Karo dan juga Dinas Sosial.

“Kita masih beradaptasi karena rehabilitasi di Karo ini masih tabu. Ke depannya kita harus bekerja keras dan terus bersosialisasi, bahwa rehabilitasi perlu, karena stigma-stigma itu harus kita buang. Kita benci dengan narkobanya, jangan benci korbannya. Korbannya harus kita rangkul. Saya sendiri tidak pernah menyentuh narkoba, tapi saya sedikit tau bagaimana itu korban narkoba,” ujarnya.

Dia mengatakan bahwa mereka yang menjadi korban penyalahgunaan narkoba juga punya hak seperti kita. Jadi, jangan jauhi mereka, jangan asingkan mereka, tapi kita harus mendekati dan memberikan pemahaman-pemahaman secara perlahan.

Exit mobile version