Usai Dianiaya, Kepala Ditembak dari Dekat Hanya karena Ambil Berondolan Sawit

Share this:
Korban penganiayaan oleh oknum preman saat mengambil berondolan sawit.

LANGKAT, BENTENGTIMES.com – Jaka Ginting terbaring lemah di RSU Delia Simpang Stabor, Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat. Di bagian kepalanya, terbalut perban putih yang menutupi luka bekas tembakan senapan angin rakitan.

Sebelumnya, pencari brondolan sawit ini dianiaya dan ditembaki oleh oknum preman bernama Bergeh Sembiring (45) warga Desa Parit Bindu.

“Saat kejadian, suami saya baru saja mencari brondolan sawit. Ketika melintas di jalan perkebunan La Buntu, Desa Sukadamai, Kecamatan Kuala, tiba-tiba ia dicegat oleh sejumlah preman,” kata Tamariska br Surbakti, istri Jaka di rumah sakit, Senin (23/7/2018).

Kaget dengan kehadiran Berngeh dan rekannya Rahmat (35) warga Bekiung, Kecamatan Kuala, Jaka sempat kabur.

“Karena takut, suami saya lari. Saat itu, dia dikejar belasan orang sembari ditembaki,” ungkap warga Dusun IV, Desa Balai Kasih, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat ini.

Lantaran tembakan senjata rakitan milik Berngeh mengenai kepala Jaka, ia pun terjatuh. Berngeh dan belasan anggotanya kemudian menganiaya Jaka hingga babak belur.

“Enggak tau kami kenapa abang (Jaka) bisa dianiaya. Dia ditembaki dari jarak dekat,” kata Tamariska.

Sejumlah warga yang melihat peristiwa ini mengatakan, dugaan sementara oknum preman bernama Berngeh mengamuk lantaran dilatarbelakangi masalah sengketa lahan. Sebelum penganiayaan terjadi, Berngeh terlibat cekcok dengan kelompok pemuda.

“Selama ini, sejumlah oknum preman saling berebut lahan di Perkebunan Kepong. Ketika peristiwa terjadi, korban ini kebetulan melintas dan jadi sasaran preman,” kata warga.

Ketika penganiayaan terjadi, tak satupun warga yang berani menolong Jaka. Sebab, si oknum preman bernama Berngeh terlihat menenteng senjata rakitan. “Kami warga Desa Parit Bindu dan Desa Sukadamai berharap agar Polsek Kuala dapat menangkap para pelakunya. Selama ini, kami sangat resah dan merasa ketakutan dengan keberadaan sejumlah preman ini,” terang warga.

Kapolres Langkat AKBP Dedy Indriyanto ketika dikonfirmasi terkait maraknya preman menggunakan senjata rakitan enggan memberikan jawaban. Berulangkali dihubungi, Dedy enggan merespon. Saat dilayangkan pesan singkat lewat aplikasi What’sApp, Dedy hanya menjawab singkat.

“Sudah,” katanya tanpa menjelaskan apa maksud kata tersebut.

Share this: