Air Mata Istri Jatuh di Nisan Korban Penembakan Perwira Polisi Itu

Share this:
Sutini, istri korban penembakan perwira polisi menangis sembari menabur bunga di makam suaminya.

ASAHAN, BENTENGTIMES.com – Linangan air mata dari keluarga dan handai taulan mengiringi pemakaman Jumingan, korban penembakan oleh perwira polisi yang terjadi Kamis (5/4/2018) dini hari.

Sebelum jenazah tiba, ratusan pelayat sudah menunggu di rumah duka di Dusun VI Desa Teladan, Kecamatan Tinggi Raja, Kabupaten Asahan. Dan, ketika ambulan yang membawa jenazah korban tiba di rumah duka pada Kamis (5/4) malam sekitar pukul 20.45 WIB, tangis pun memecah keheningan malam itu.

Mereka tak kuasa ketika sanak keluarga menyambutnya dan turun dari mobil. Bahkan mertua korban, Kartini, yang datang dari Medan, hampir pingsan di tengah kerumunan pelayat.

Selain jasad Jumingan, terlihat istri dan mertua korban turut mendampingi jenazah menuju rumah duka. Satu per satu pihak keluarga tampak mencium dan memeluk jenazah Jumingan.

Apalagi ibu korban, Sri Wulan. Walau tampak tenang dan tabah, namun air matanya terlihat deras mengalir saat dia mencium kening putra bungsunya itu.

Selanjutnya, jenazah korban disholatkan dan dimakamkan di pekuburan muslim, tidak jauh dari rumah duka. Ratusan warga serta keluarga ikut mengantarkan jenazah ke peristirahatan yang terakhir. Tampak juga petugas kepolisian mengawal proses pemakaman Jumingan

Di pusara tempat korban dimakamkan, air mata tak juga berhenti mengalir. Sutini, istri korban, tampak masih terus terisak. Air matanya pun jatuh membasahi nisan yang berada dalam dekapannya.

Sementara, beberapa keluarga yang diwawancarai terkesan menutup rapat-rapat kejadian itu. Tak seorang pun mereka yang bersedia memberikan keterangan.

Seperti pengakuan Joni, abang kandung korban, yang mengatakan masih belum mendapatkan informasi jelas cerita tentang adik bungsunya itu.

“Informasinya masih simpang siur. Kami pihak keluarga belum mengetahui secara pasti bagaimana kejadiannya,” ujarnya singkat.

Ditemui lagi usai pemakaman, Joni malah tak mau bercerita lebih jauh. Seorang pria berbadan tegap langsung merangkulnya dan membawanya menjauh dari wartawan.

“Lain kali aja, Bang. Masih banyak acara di rumah,” katanya sembari berlalu.

Share this: