Benteng Times

Gempa Bumi Guncang Madina, Terasa Hingga Tapsel, Tapteng dan Nias

Gempa bumi di Kabupaten Madina.

MADINA, BENTENGTIMES.com– Aktivitas pagi warga Kota Padangsidempuan seketika dihebohkan oleh gempa bumi yang belakangan diketahui berpusat di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Kamis (1/3/2018) sekitar pukul 08.35 WIB.

Warga tampak berhamburan keluar rumah begitu guncangan terasa. Sementara, aktivitas di luar pun, seperti arus lalu lintas, seketika terhenti.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, ada sebanyak lima kali gempa yang terjadi dan berpusat di laut daerah Singkuang, Kabupaten Madina. Dari lima kali gempa, dua kali di antaranya berkekuatan hingga 5,5 skala richter.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Moch Riyadi memaparkan, gempa bumi pertama kali terjadi dan dirasakan dengan kekuatan 5,4 SR pada Kamis (1/3/2018) sekitar pukul 08.35 WIB.

Gempa bumi ini merupakan gempabumi tektonik di Samudera Hindia sebelah barat Kabupaten Mandailing Natal.
Hasil update analisis BMKG menunjukkan bahwa gempabumi ini memiliki kekuatan M (magnitude) 5,4 SR. Episenter terletak pada koordinat 0,91 LU dan 98,63 BT, tepatnya di laut pada jarak 37 km arah barat daya Singkuang, Kabupaten Mandailing Natal pada kedalaman 98 km.

“Dampak gempa bumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG menunjukkan bahwa dampak gempabumi berupa guncangan dirasakan di daerah Aek Godang, Padangsidimpuan, Panyabungan, Sibuhuan, Gunung tua, Sipirok, Sibolga dalam skala intensitas II SIG-BMKG (III-IV MMI). Nias, Lubuk Basung, Pariaman dan Pasaman I SIG-BMKG (II MMI) . Guncangan gempabumi ini belum berpotensi menimbulkan kerusakan,” jelasnya lewat rilis pers yang dibagikan.

Jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat aktivitas subduksi.

Hal Ini sesuai dengan hasil analisis BMKG yang menunjukkan bahwa gempabumi di lokasi tersebut dibangkitkan oleh mekanisme sumber turun mendatar (oblique normal fault). Hingga pukul 09.06 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).

Namun, beberapa jam kemudian, tepatnya sekitar pukul 10.17 WIB, gempa kembali dirasakan. Guncangannya lebih keras. BMKG mencatat, gempa masih berasal di lokasi yang sama dengan kekuatan 5,5 SR.

“Lokasinya di wilayah Samudera Hindia Pantai Barat Sumatera, gempabumi tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempabumi berkekuatan M=5,5 terjadi dengan koordinat episenter pada 0,97 LU dan 98,75 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 32 km arah barat Kota Singkuang, Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara pada kedalaman 77 km,” sebut Riyadi.

Seperti yang sebelumnya, dampak gempa bumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG menunjukkan bahwa dampak gempa bumi berupa guncangan dirasakan di daerah Sibolga dalam skala intensitas II SIG-BMKG (III-IV MMI), Tarutung II SIG-BMKG (III MMI), Gunung Sitoli I-II SIG-BMKG (II-III MMI), Padang, Bukittinggi, Lubuk Basung, Pasaman Barat dan Binaka I SIG-BMKG (II MMI) dan daerah yang terdekat, seperti Panyabungan, Natal, Padangsidimpuan, Tapsel, Paluta dan Palas. Dan Guncangan gempabumi ini belum diketahui ada menimbulkan kerusakan.

Dan Jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat aktivitas subduksi.

Hal Ini sesuai dengan hasil analisis BMKG yang menunjukkan bahwa gempabumi di lokasi tersebut dibangkitkan oleh mekanisme sumber naik mendatar (oblique thrust fault).

Hingga pukul 16.00 WIB, Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya tiga aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) setelah dua kali gempa dengan kekuatan di atas 5 SR.

Dan Kepada masyarakat di sekitar wilayah Kabupaten Mandailing Natal diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Exit mobile version