Situasi Terkini Desa Terdampak Erupsi Sinabung

Share this:
Tampak masyarakat di sekitar Gunung Sinabung telah melakukan aktivitas

Sudah Terbiasa Melihat Erupsi Warga Kembali Beraktivitas

KARO, BENTENGTIMES.com – Sejumlah pengungsi desa terdampak erupsi Gunung Sinabung, sudah meninggalkan camp-camp pengungsian dan kembali ke rumah masing-masing.

Para pengungsi itu berasal dari desa-desa terdampak erupsi gunung Sinabung, dari Kecamatan Payung, Kecamatan Namanteran, Tiganderket dan lainnya. Ketika Sinabung menyemburkan awan panas, Senin pagi sekira pukul 08.00 WIB, (19/2), sejumlah warga berlarian menyelamatkan diri. Dan mencari tempat pengungsian terdekat. Ada beberapa camp pengungsian yang sempat dibuka pemerintah. Tapi kini sudah sepi, mereka telah kembali ke kampung halaman masing-masing.

Mereka beralasan harus kembali ke kampung untuk mengurus ladang dan ternak.

“Kalau kami tidak bekerja bagaimana kami bisa memenuhi kebutuhan hidup dan biaya anak sekolah,” ujar salahseorang ibu Boru Sitepu, ketika ditemui di rumahnya Simpang Berastepu, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, Rabu (21/2/2018).

Pantauan bentengtimes.com, sejumlah warga di desa terdampak sebagian sudah kembali ke ladang. Namun tidak sedikit pula memilih berdiam di rumah.

Peranginangin, warga Simpang Rimo Kayu, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, mengatakan jika mereka sudah terbiasa melihat erupsi Sinabung. Bahkan ketika Sinabung erupsi Senin (19/2) lalu, mereka sama sekali tidak mengungsi.

“Orang Simpang Berastepu aja tidak mengungsi, apalagi kami,” kata Peranginangin yang kampungnya berada di radius 4,5 km dari Sinabung.

(Baca: Jerit Tangis Anak-Anak Itu Bersahutan: Mamak… Mamak… Mamak)

Dia mengatakan, pasca erupsi hujan sudah beberapa kali mengguyur kampung mereka. Sehingga tanaman mereka tidak sampai mati karena semburan erupsi gunung Sinabung.

“Kalau sampai tiga hari tanaman dibalut abu, tanaman kami bakal gagal panen,” ujarnya.

Meski demikian tidak sedikit pula tanaman mereka yang rusak karena tidak tahan menopang tebalnya debu semburan Gunung Sinabung itu. Seperti tanaman jagung, tidak sedikit yang mengalami patah batang sehingga dapat dipastikan tidak akan berbuah maksimal.

Harapan mereka pemerintah terutama instansi terkait aktif memberikan informasi dini tentang perkembangan Gunung Sinabung. Sehingga mereka dapat mengambil langkah cepat untuk menyelamatkan diri sebelum Sinabung kembali erupsi. Sebab kalau untuk mengungsi ke tempat lain, bagi mereka itu sangat sulit karena kelangsungan hidup mereka sudah bergantung dengan berladang.

“Sementara ladang kami di sininya. Di sininya rumah kami, mau ke mana lagi,” timpal Boru Sembiring, istri Peranginangin. (C86)

Share this: