Benteng Times

Sepanjang 2017, 50 Peristiwa Kebakaran di Siantar Dipicu Korsleting

SIANTAR, BENTENGTIMES.com – Jumlah kebakaran selama tahun 2017 di Kota Pematangsiantar mencapai sekitar 50 kasus. Sesuai data di lapangan, sebanyak delapan bangunan rumah toko (ruko), selebihnya merupakan rumah tempat tinggal, gardu PLN, tempat pembuangan sampah, pohon dan garasi rumah.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) melalui Kepala Bidang Pemadam Kebakaran (Kabid Damkar) Josua Haloho mengatakan, kebakaran di tahun 2018 terhitung sejak 1 Januari hingga 29 Januari juga ada sebanyak 6 kasus. Hasil pemetaan masalah, penyebabnya adalah hubungan arus pendek.

untuk menekan angka kebakaran, masyarakat disarankan tidak menggunakan instalasi listrik sembarangan, apalagi menempatkan instalasi berada pada bahan yang mudah terbakar. Ia mengakui, yang harusnya melakukan sosialisasi adalah pihak PLN.

“Pemicunya korsleting. Dimana instalasi listrik rumah warga kurang rapi dipasang dan berdekatan dengan bahan yang mudah terbakar. Kami dari Damkar hanya menyarankan kepada warga, kalau meninggalkan rumah terlebih dahulu mengecek kondisi listrik apakah sudah mati, jangan sampai ada yang hidup. Kemudian memastikan gas tidak bermasalah. Sebaiknya selang dibuka dari tabungnya,” jelasnya, Senin (29/1).

Warga juga diharapkan memiliki alat pemadam kebakaran yang ditempatkan pada posisi yang mudah diraih ketika terjadi kebakaran. Menurutnya, hal ini dapat memudahkan tugas mereka.

“Kalau ada kejadian kita memang senantiasa standby di kantor dengan membentuk 2 tim, yakni Tim Alpha dan Tim Romeo, yang jumlah personel seluruhnya sebanyak 70 orang. Namun kita sarankan warga menyediakan alat pemadam kebakaran,” terangnya.

Dia mengatakan bahwa saat ini Pemko Siantar memiliki lima unit mobil pemadam kebakaran yang sudah dilengkapi Power Take Off (PTO) yang fungsinya mempercepat proses penembakan air, dimana sebelumnya masih menggunakan mesin tempel. Kemudian, pihaknya juga disebut sudah mempunyai Tim Self Contained Breathing Apparatus (SCBA) yang dilengkapi alat bantu pernafasan untuk menerobos dan menolong korban yang terperangkap.

Sebagai upaya menanggulangi setiap terjadinya kebakaran secara maksimal, pihaknya terus meningkatkan kualitas SDM para personel. Ia mengatakan, ada banyak hal yang harus diperhatikan ketika memadamkan api, seperti memastikan listrik sudah padam dan hal teknis lainnya.

“Tetapi hal yang paling menjadi kendala adalah jika terjadi kebakaran gedung bertingkat karena sampai saat ini belum ada sky lift untuk bisa dekat menjangkau titik api,” pungkasnya. (md/ms)

Exit mobile version