Benteng Times

Awal Ramadan 2024 Tanggal Berapa? Berikut Ini Versi Muhammadiyah, Pemerintah, dan NU

JAKARTA, BENTENGTIMES.com– Awal puasa 1 Ramadan 1445 Hijriah pada 2024 ini diprediksi berbeda-beda antara Muhammadiyah, NU, dan pemerintah. Perbedaan itu sebelumnya sudah diramalkan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah menetapkan jadwal puasa 1 Ramadan 1445 Hijriah jatuh pada Senin, 11 Maret 2024. Hal itu disampaikan oleh Sekretaris PP Muhammadiyah, Muhammad Sayuti pada 20 Januari 2024.

Adapun, untuk jadwal Idul Fitri 1 Syawal 1445, Muhammadiyah menetapkan jatuh pada 10 April 2024, Puasa Arafah 9 Zulhijah pada 16 Juni, serta Idul Adha 10 Zulhijah 1445 Hijriah pada 17 Juni 2024.

Sayuti menjelaskan, keputusan penetapan tersebut dilakukan dengan menggunakan metode Hisab Wujudul Hilal Hakiki. Sayuti berharap maklumat PP Muhammadiyah tentang Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1445 Hijriyah.

Sedangkan, BRIN memprediksi bahwa pemerintah menetapkan awal puasa pada Selasa, 12 Maret 2024. Hal itu berbeda dengan penetapan 1 Ramadan 1445 H oleh Muhammadiyah.

Peneliti ahli utama pusat BRIN, Thomas Djamaluddin menyampaikan hasil prediksi posisi hilal pada 29 Sya’ban 1445 H yang bertepatan dengan 10 Maret 2024.

BacaResmi! Pemerintah Tetapkan 1 Ramadan Jatuh pada 12 Maret 2024

BacaDesa Sifaoroasi Ulugawo Kabupaten Nias Resmi Jadi Kampung Pancasila

Menurut dia, hilal penentu 1 Ramadhan 1445 H diprediksi hampir tidak akan dapat terlihat di seluruh wilayah Indonesia pada 10 Maret 2024.

“Dari hasil rukyat pun, tanggal 10 (Maret) belum ada yang berhasil, sehingga diperkirakan pada tanggal 10 saat Magrib tidak ada hilal yang terlihat dan belum memenuhi visibilitas hilal,” ujar Thomas, sebagaimana dikutip dari NU Online.

Halaman Selanjutnya >>>

Dari hasil pemantauan, posisi bulan di wilayah Timur Indonesia secara umum masih negatif dan terlalu rendah. Sehingga, tidak memunuhi kriteria untuk dapat melihat hilal.

Posisi tinggi bulan di Indonesia pada 10 Maret 2024 pun hanya sekitar 1 derajat atau kurang, sementara elongasinya hanya 1,7 derajat.

Kedua, nilai tersebut jauh di bawah kriteria yang ditetapkan oleh Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) pada tahun 2021, yakni ketinggian hilal minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat.

“Wilayah yang memenuhi kriteria MABIMS pada 10 Maret 2024 setelah matahari terbenam hanya wilayah benua Amerika Serikat. Sementara itu, wilayah Asia Tenggara belum terpenuhi,” terangnya.

Oleh sebab itu, dia memprediksi pemerintah Indonesia akan menetapkan awal Ramadan 2024 pada 12 Maret 2024.

Sementara itu, Kementerian Agama (Kemenag) RI menggelar Sidang Isbat penetapan awal puasa 1 Ramadan 1445 H pada Minggu (10/3/2024) sore.

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) Kemenag, Adib merangkan bahwa Sidang Isbat dilaksanakan dalam tiga tahap yang dimulai pada pukul 17.00 WIB. Dijelaskan, tahap pertama, pemaparan posisi hilal awal Ramadan 1445 H berdasarkan hasil hisab (perhitungan astronomi).

Pemaparan dilakukan tim Hisab dan Rukyat Kemenag RI dimulai pukul 17.00 WIB.

“Sesi ini terbuka untuk umum dan akan disiarkan secara live di Channel Youtube Bimas Islam,” ujarnya, dalam keterangan resmi Kemenag RI, dikutip Minggu (10/3/2024).

Kedua, dia mengatakan bahwa sidang isbat penetapan awal Ramadan 1445 H yang digelar secara tertutup, setelah salat Magrib.

BacaPj Gubernur Hassanudin: Stok Pangan Jelang Ramadhan di Sumut, Aman

BacaYasonna Ingatkan Kader PDIP Sumut: Ada yang Mau Curi Suara Agar Lolos ke Senayan

Selain data hisab, sambungnya, sidang isbat juga akan merujuk pada hasil rukyatul hilal yang dilakukan tim Kemenag pada 134 lokasi di seluruh Indonesia.

“Tahap ketiga, konferensi pers hasil sidang isbat yang juga disiarkan melalui media sosial Kemenag,” katanya.

Adapun PBNU biasanya penetapan awal puasa 1 Ramadan, mengikuti kebijakan pemerintah.

Halaman Sebelumnya <<<

Exit mobile version